Variabilitas Genetik / Keragaman Genetik adalah ukuran bagi kecenderungan berbagai individu
dalam suatu populasi untuk memiliki genotipe
yang berbeda-beda. Variabilitas dalam suatu sifat (karakter) tertentu
menggambarkan bagaimana sifat itu mampu berubah-ubah untuk menanggapi pengaruh
lingkungan dan genetik. Tingginya variabilitas genetik amat penting bagi keanekaragaman hayati karena akan membantu
suatu populasi beradaptasi dan menghindari kepunahan. Selain itu, pemuliaan
tanaman dan hewan banyak mengambil manfaat dari luasnya
variabilitas genetik.
Variabilitas genetik tidak sama
dengan keanekaragaman genetik. Istilah yang
terakhir mengacu pada
ukuran banyaknya variasi yang teramati dalam suatu
populasi. Variabilitas genetik dapat teramati apabila terjadi perubahan
lingkungan yang memaksa suatu populasi beradaptasi. Apabila populasi tersebut
mampu tetap bertahan tanpa mengalami penyusutan populasi, dapat diketahui bahwa
individu-individu anggotanya memiliki variabilitas genetik yang tinggi.
Timbulnya Variabilitas
Untuk
melihat bagaimana keanekaragaman , kita harus mulai dari suatu struktur yang
paling kecil, tetapi sangat penting, struktur tersebut adalah asam
deoksiribonukleat yang terdiri dari 4 macam asam nukleat, yakni adenin (A),
citosin (C), guanin(G), dan timin(T). Bila asam amino RNA diganti dengan
urasil(U), maka asam nukleat akan membentuk 20 macam asam amino esensial. Kini
diketahui bahwa kombinasi tiga dari keempat macam asam
nukleat akan membentuk asam amino. Kombinasi ini dikenal dengan kode
genetik . apabila ada 4 macam asam nukleat yang membentuk asam amino .,
maka hanya diperoleh 16 kombinasi untuk 16 asam amino , sehingga tidak
ditemukan 4 macam asam amino esensial yang lain.
Secara
umum, setiap satu asam amino dikode oleh sekitar 3 macam kombinasi asam amino
dikode oleh satu kombinasi, sedangkan asam amino yang lain dikode oleh 6 macam
kombinasi . dengan demikian maka suatu asam amino dapat dihasilkan lebih
banyak kemungkinan . yang menjadi masalah sekarang adalah dari mana
terjadinya keanekaragaman. Adanya satu kode genetik atau lebih belum
dapat menerangkan terjadinya keanekaragaman.
Sejak
masa lampau, orang sudah mempertanyakan mengapa umur suatu organisme
sejenis tidak sama. Hal ini jelas terlihat apabila kita memelihara
tumbuhan atau hewan, atau kita melihat pada alam disekitar kita dan diri kita
sendiri, sebagai manusia. Keluarga pada zaman dahulu umumnya mempunyai anak
lebih dari dua, demikian juga dengan hewan. Pada katak dapat kita lihat bahwa
jumlah telur yang dihasilkan berjumlah beratus-ratus butir. Bila semuanya
hidup dan berkembag biak , mungkin kini seluruh permukaan bumi dipenuhi oleh
katak atau organisme lainnya. Namun hal ini tidak terjadi hanya
individu yang sehat dan kuat , atau hampir sempurna dalam semua
aspek kehidupan yang dapat bertahan . jadi alam sudah menyeleksi , mana
yang baik dan mana yang tidak baik atau kurang baik.
Ikan
yang selalu di aquarium yang beri makanan cukup , semua kondisi hidup
dicukupkan. Bila semua individu kita seleksi sehingga dapat dikategorikan
sebagai sama dan hampir sempurna sekalipun, jumlahnya hanya bertambah pada satu
periode saja . padahal semua pasangan yang hidup dalam aquarium tersebut sehat
dan berpotensi untuk berkembang biak. Ada satu hal yang menyebabkan
ikan- ikan tersebut tidak berkembangbiak, yakni yang tidak cukup. Ikan-
ikan sepertinya tahu bahwa bila mereka terus berkembang biak, maka tidak
dapat bergerak bebas . hal ini yang kita sebut sebagai daya dukung dari
aquarium tersebut, jadi selain struktur biologis yang hampir
sempurna, makanan, daya dukung tempat ikut menentukan sukses tidaknya
suatu jenis dimuka bumi ini.
Setiap
organisme mempunyai kisaran toleransi. Misalnya manusia muda (bayi) mempunyai
kisaran toleransi suhu tubuh 35- 42 derajat celcius. Pada manusia dewasa ,
biasanaya batas kisarannya tersebut adalah: 36-41 derajat celcius, diluar
batas kisaran tersebut manusia tidak dapat bertahan hidup dan akan mati.
Kisaran suatu spesies tidak saja terbatas pada toleransi, namun dapat pula
menyangkut aspek-aspek apa saja. Semua atau hampir semua aspek-aspek
tersebut dikode oleh suatu gen.
Variasi genetik sebagi dasar evolusi
Variasi
genetik dalam populasi yang merupakan gambar dari adanya perbedaan respon
individu-individu terhadap lingkungan adalah bahan dasar dari perubahan
adaptif. Suatu populasi terdiri dari suatu sejumlah individu. Dengan suatu kekecualian
, maka, tidak ada dua individu yang serupa, pada populasi manusia dapat
kita lihat dengan muda adanya perbedaan- perbedaan individu : misalnya
dipunyainya ciri-ciri anatomi, fisiologi dan kelakuan yang khusus. Hal
ini dapat kita lihat pada kucing dan anjing dan kuda., variasi individu pada
cacing, burung jalak, bajing atau bayam sukar sekali kita dapatkan meskipun hal
itu ada. Meskipun variasi individu ini terdapat dan hal ini mungkin tidak
dapat kita lihat oleh mata kita, hal ini terjadi pada binatang bersel satu
sampai dengan ikan paus. Dengan demikian, populasi terdiri dari sejumlah
individu yang memiliki sifat penting tetapi berbeda satu sama lain didalam
berbagai hal.
Fenotipe suatu individu organisme dihasilkan dari genotipe dan pengaruh lingkungan organisme tersebut. Variasi
fenotipe yang substansial pada sebuah populasi diakibatkan oleh perbedaan genotipenya.
Sintesis evolusioner
modern
mendefinisikan evolusi sebagai perubahan dari waktu ke waktu pada variasi
genetika ini. Frekuensi alel tertentu akan berfluktuasi, menjadi lebih umum
atau kurang umum relatif terhadap bentuk lain gen itu. Gaya dorong evolusioner
bekerja dengan mendorong perubahan pada frekuensi alel ini ke satu arah atau
lainnya. Variasi menghilang ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi, yakni ketika ia menghilang dari
suatu populasi ataupun ia telah menggantikan keseluruhan alel leluhur.
Variasi
berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran gen), dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang dari tukar
ganti gen antara spesies yang berbeda: contohnya melalui transfer gen
horizontal
pada bakteria dan hibridisasi pada tanaman.Walaupun terdapat variasi yang
terjadi secara terus menerus melalui proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh
individu spesies tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat
mengakibatkan perubahan yang dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse dan
manusia hanya berbeda pada 5% genomnya.
Perbedaan-
perbedaan diatas dapat kita lihat dengan nyata dan dapat pula sangat samar-
samar. Dengan demikian, jika terjadi suatu seleksi yang menentang
beberapa varian dan seleksi menguntungkan untuk varian lain didalam suatu
populasi, maka komposisi kesehatan dari populasi itu dapat berubah dengan
berjalannya waktu , sebab sifat dari populasi itu ditentukan oleh
induvidu didalamnya. Secara umum variasi genetik dapat dibedakan menjadi
5 penyebab (agensia evolutif), yakni mutasi rekombinasi gen, genetic drift, gen flow dan seleksi
alam.
No comments:
Post a Comment