Kepik Hijau
(Nezara viridula)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap kepik
hijau (Nezara viridula) diperoleh morfologi memiliki sepasang sungut yang
beruas ruas. memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak
bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal. Bentuk tubuh pipih,
memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah.
Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies
ada yang tidak bersayap). Sayap depan
menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada
bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang
membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala
dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli, mempunyai alat mulut
menusuk dan meghisap yang muncul dari depan kepala dan dinamakan stylet
(Rioardi, 2009).
Berdasarkan pengamatan gejala serangan kepik
hijau (Nezara viridula) pada tanaman padi (Oryza sativa), kepik
hijau (Nezara viridula) membuat tanaman padi yang diserangnya
mengakibatkan bulir-bulir padi menjadi hampa atau kosong.
Serangan kepik hijau (Nezara viridula) yang
menyerang tanaman padi pada saat penggilingan menjadikan hasil panen yang
menurun, hal ini otomatis menyebabkan kerugian materil karna hasl yang didapat
tidak sesuai dengan jumlah bulir-bulir padi (Angga, 2008).
KEPIK HIJAU (Nezara viridula), HAMA PENGISAP
POLONG KEDELAI
Hama pengisap polong pada
tanaman kedelai yang disebabkan oleh kepik hijau (Nezara viridula) dapat
menyebabkan penurunan hasil dan bahkan dapat menurunkan kualitas biji. Akibat
dari isapan hama pengisap polong dapat menyebabkan kehampaan, terlambat tumbuh
dan terbentuk biji-biji yang cacat bentuknya yang biasanya memiliki bekas
isapan.
Nezara viridula tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, selain menyerang tanaman kedelai, serangga ini juga menyerang tanaman padi, jagung, tembakau, kentang, cabe, kapas dan berbagai jenis tanaman berpolong.
Nezara viridula tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, selain menyerang tanaman kedelai, serangga ini juga menyerang tanaman padi, jagung, tembakau, kentang, cabe, kapas dan berbagai jenis tanaman berpolong.
Ciri-ciri Nezara viridula :
• Serangga dewasa biasanya berwarna hijau yang merata pada seluruh tubuh, tetapi kadang-kadang berwarna kuning pada bagian kepala dan protorak, dan jarang sekali yang seluruh tubuhnya berwarna kuning.
• Tubuhnya berbentuk segilima seperti perisai, panjang tubuh sekitar 1-1.5 cm dan kepalanya bersungut.
• Di punggungnya terdapat 3 bintik berwarna hijau. Sedangkan nimfanya (kepik muda) memiliki warna berbeda-beda tergantung perkembangan instarnya. Pada awalnya berwarna coklat muda, kemudian berubah menjadi hitam dengan bintik-bintik putih. Selanjutnya warna berubah menjadi hijau dan berbibtik-bintik hitam dan putih.
• Kepik betina dewasa bertelur pada permukaan bawah daun dan jumlahnya mencapai 1100 butir selama hidupnya.
• Telurnya berwarna kekuningan, kemudian berubah menjadi kuning, tetapi menjelang menetas warnanya berubah menjadi kemerahan (merah bata). Telur berbentuk oval agak bulat seperti tong.
• Periode telur 4-6 hari.
• Perkembangan dari telur sampai menjadi serangga dewasa kurang lebih selama 4-8 minggu.
• Serangga dewasa biasanya berwarna hijau yang merata pada seluruh tubuh, tetapi kadang-kadang berwarna kuning pada bagian kepala dan protorak, dan jarang sekali yang seluruh tubuhnya berwarna kuning.
• Tubuhnya berbentuk segilima seperti perisai, panjang tubuh sekitar 1-1.5 cm dan kepalanya bersungut.
• Di punggungnya terdapat 3 bintik berwarna hijau. Sedangkan nimfanya (kepik muda) memiliki warna berbeda-beda tergantung perkembangan instarnya. Pada awalnya berwarna coklat muda, kemudian berubah menjadi hitam dengan bintik-bintik putih. Selanjutnya warna berubah menjadi hijau dan berbibtik-bintik hitam dan putih.
• Kepik betina dewasa bertelur pada permukaan bawah daun dan jumlahnya mencapai 1100 butir selama hidupnya.
• Telurnya berwarna kekuningan, kemudian berubah menjadi kuning, tetapi menjelang menetas warnanya berubah menjadi kemerahan (merah bata). Telur berbentuk oval agak bulat seperti tong.
• Periode telur 4-6 hari.
• Perkembangan dari telur sampai menjadi serangga dewasa kurang lebih selama 4-8 minggu.
Gejala serangan :
• Nimfa dan serangga dewasa merusak tanaman dengan cara mengisap polong kedelai.
• Pada polong yang masih muda dan terserang kepik hijau menyebabkan polong tersebut menjadi kosong (hampa) dan kempis karena biji tidak terbentuk dan polong gugur.
• Pada polong tua menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik hitam yang pada akhirnya biji menjadi busuk.
• Nimfa dan serangga dewasa merusak tanaman dengan cara mengisap polong kedelai.
• Pada polong yang masih muda dan terserang kepik hijau menyebabkan polong tersebut menjadi kosong (hampa) dan kempis karena biji tidak terbentuk dan polong gugur.
• Pada polong tua menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik hitam yang pada akhirnya biji menjadi busuk.
Pengendalian :
Prinsip pengendalian hama secara terpadu atau PHT merupakan suatu cara pengendalian hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan masih menjadi alternative utama dalam pengendalian hama pengisap polong kepik hijau (Nezara viridula). Penggunaan pestisida merupakan alternative terakhir yang apabila serangan hama kepik hijau telah melampaui batas ambang kendali yaitu bila telah ditemukan kerusakan polong lebih dari 2% atau terdapat sepasang kepik dewasa per tanaman saat tanaman kedelai berumur lebih dari 45 hari setelah tanam. Adapun komponen pengendalian hama pengisap polong kedelai adalah dengan cara sebagai berikut :
• Tanam serempak dalam tidak lebih dari 10 hari.
• Pergiliran tanaman bukan inang.
• Pengumpulan kepik dewasa ataupun nimfa untuk dimusnahkan.
• Menjaga kebersihan lahan dari tanaman penganggu atau gulma.
• Menggunakan pestisida apabila serangan telah melampaui batas ambang kendali.
•
Penulis : Siti Nurjanah, Penyuluh Pertanian Madya Pusbangluhtan.
Sumber : Balitan, 1985. Petunjuk bergambar untuk identifikasi hama dan penyakit
kedelai di Indonesia.
Teknologi Budidaya Kedelai, 2008. BPTP Yogyakarta.
Kepik Hijau Nezara viridula
(hama penghisap polong)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia (Hewan)
Filum : Arthropoda (arthropoda)
Kelas : Insecta (Serangga)
Order : Hemiptera
Subordo : Heteroptera
Family : Pentatomidae
Subfamily : Pentatominae
Genus : Nezara
Species : Nezara viridula
Kingdom : Animalia (Hewan)
Filum : Arthropoda (arthropoda)
Kelas : Insecta (Serangga)
Order : Hemiptera
Subordo : Heteroptera
Family : Pentatomidae
Subfamily : Pentatominae
Genus : Nezara
Species : Nezara viridula
Daur hidup
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6
haritelur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik
putih. Pagihari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong,
memakanpolong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1
sampai 6 bulan.
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6
haritelur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik
putih. Pagihari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong,
memakanpolong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1
sampai 6 bulan.
Morfologi
dan biologi
Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala
berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan,
kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur
diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun.
Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur,
kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong.
Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala
berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan,
kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur
diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun.
Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur,
kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong.
Gejala
Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi
mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit
biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis
tanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian
biji. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap
cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan
perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering.
Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali
polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji
menghitam dan busuk.
Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi
mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit
biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis
tanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian
biji. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap
cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan
perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering.
Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali
polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji
menghitam dan busuk.
Ekologi
Tanaman inangnya yaitu tanaman kedelai, kacang hijau, kacang
tunggak, orok-orok, kacang gede, jagung ,padi dan kapas.
Tanaman inangnya yaitu tanaman kedelai, kacang hijau, kacang
tunggak, orok-orok, kacang gede, jagung ,padi dan kapas.
Pengendalian
Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain: Menanam varietas unggul seperti: varietas wilis, varietas Orba
(1974),varietas Galunggung (1981), Varietas Guntur (1982), dan varietas
Lokon (1982).
ü Persiapan Lahan
Persiapan lahan penanamannya di areal persawahan dapat dilakukan
secara sederhana. Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian
dikumpulkan,dan dibiarkan mengering.
Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m – 10 m,
yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak penanaman
dibuat saluran drainase selebar 25 cm – 30 cm,dengan kedalaman 30 cm.
Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami.
ü Pemeliharaan
Untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan, dapat
digunakan mulsa berupa jerami kering. Mulsa ditebarkan di antara
barisan tempat penanaman benih dengan ketebalan antara 3 cm – 5 cm
Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain: Menanam varietas unggul seperti: varietas wilis, varietas Orba
(1974),varietas Galunggung (1981), Varietas Guntur (1982), dan varietas
Lokon (1982).
ü Persiapan Lahan
Persiapan lahan penanamannya di areal persawahan dapat dilakukan
secara sederhana. Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian
dikumpulkan,dan dibiarkan mengering.
Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m – 10 m,
yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak penanaman
dibuat saluran drainase selebar 25 cm – 30 cm,dengan kedalaman 30 cm.
Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami.
ü Pemeliharaan
Untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan, dapat
digunakan mulsa berupa jerami kering. Mulsa ditebarkan di antara
barisan tempat penanaman benih dengan ketebalan antara 3 cm – 5 cm
ü pergiliran tanaman atau rotasi
tanaman dengan tanaman lain yang bukan satu famili
ü penanaman serempak,
ü pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan
menggunakan insektisida.
ü Penggunaan insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas
serangan penggerek polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang
populasi penghisap polong dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari
setelah tanam.
ü Musuh alami menggunakan Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis Ferriere
(Hymenoptera: Encyrtidae), Trissolcus basalis
ü pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan
menggunakan insektisida.
ü Penggunaan insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas
serangan penggerek polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang
populasi penghisap polong dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari
setelah tanam.
ü Musuh alami menggunakan Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis Ferriere
(Hymenoptera: Encyrtidae), Trissolcus basalis
No comments:
Post a Comment