LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENDALIAN HAYATI DAN PENGELOLAAN HABITAT
(Parasitoid)
“kemampuan parasitisme terhadap hama penggulung daun pisang Erionotathrax Linnaeus (LEPIDOPTERA:HESPERIDAE)”
Di susun oleh :
REFLI JUNAIDI
1006121470
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai produsen pisang dunia.Dari tahun ke tahun, produksi pisang dunia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 tercatat bahwa produksi pisang dunia telah mencapai angka 72,5 juta ton . Sebagai salah satu negara produsen pisang dunia,
Indonesia telah memproduksi sebanyak 6,20 % dari total produksi dunia dan 50 % produksi pisang Asia berasal dari Indonesia (Suyanti dan Supriyadi, 2010)
Salah satu hama yang menyerang tanaman pisang adalah Erionota thrax L. (Lepidoptera: Hesperidae). Hama ini menyerang bagian daun pisang dan dikenal sebagai ulat penggulung daun pisang. Apabila dibiarkan, tanaman akan menjadi gundul dan hanya tampak tulang daunnya. Larva berwarna hijau muda dan ditutupi lapisan tepung berwarna putih,dan panjangnya sekitar 7 cm. Telur berwarna kuning dan diletakkan oleh serangga betina dewasa di bagian tepi permukaan bawah daun. Larva yang keluar dari telur akan memotong lamina daun mulai dari pinggir dan menggulungnya. Imago dewasa berwarna coklat, dan aktif pada sore dan pagi hari (Satuhu dan Supriyadi 1999). Kerusakan yang berat terutama terjadi pada musim kemarau. Pertanaman pisang di tempat yang terlindungi dari terpaan angin kerusakannya akan semakin berat (Kalshoven 1981).
Erionota thrax adalah salah satu hama tanaman pisang yang penting dan dikenal sebagai hama penggulung daun (bananas skipper). Lengkong Dalam Kawarnura, 1973 melaporkan bahwa serangan pertama hama penggulung daun pisang terjadi diperkebunan pisang Hawaii pada bulan Agustus 1973. Saat ini hama tersebut telah tersebar luas dan menyebabkan kerusakan serta kerugian yang cukup berarti di Asia Tenggara terutama di Thailand, Malaysia, Philipina, Guam, India dan Indonesia. ( Kalshoven1981).
Praktek mekanis seperti memindahkan telur dengan memotong daun dimana telur berada, memotong gulungan daun, mengumpulkan dan membunuh dewasa merupakan cara efektif untuk area kecil yang ditempati (Monty, 1977 dalam Baker et al.,2008). Efek pelindung dari daun yang menggulung, menyebabkan insektisida sangat tidak efektif melawan larva (Okolle et al., 2006 dalam Baker et al.,2008). Pestisida dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, mengakibatkan kematian hewan nontarget, penyederhanaan rantai makanan alami dan penyederhanaan keanekaragaman hayati (Djojosumarto, 2000 dalam Irwanto, 2008).Oleh karena itu, untuk mengendalikan hama ini salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan teknik pengendalian hayati parasitoid.
Klasifikasi Erionota thrax
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Familia : Hesperiidae
Genus : Erionota
Species : Erionota thrax
(Linnaeus, 1767)
Tujuan Praktikum ini adalah :
Untuk mengetahui banyak nya parasitoid yang memarasit ulat penggulung daun pisang (Erionota thrax ) yang ada di kecamatan Tampan , tepat nya di jalan Kartama.
BAB II
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Pada praktikum kali ini, bahan dan alat yang digunakan adalah Larva atau pupa penggulung daun pisang Erionota thrax .Wadah plastik berkasa digunakan untuk pemeliharaan berbagai larva atau pupa percobaan.
Metode
Larva atau pupa penggulung daun pisang Erionota thrax diambil dan dimasukkan ke dalam wadah plastik. Larva atau pupa penggulung daun pisang Erionota thrax adalah 10 ekor. Di laboratorium, Larva atau pupa penggulung daun pisang Erionota thrax di masukan ke wadah plastik berkasa. Wadah diberi label dan di amati sampai parasitoid keluar.
Pengamatan dilakukan setiap hari meliputi: kapan waktu imago hama atau parasitoid keluar, berapa jumlah imago hama atau parasitoid yang keluar tersebut. Tingkat parasitisasi dapat dihitung dengan membandingkan jumlah inang yang terparasit dengan jumlah inang yang diamati.
BAB III
HASIL
A.Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
Sampel tanaman Hama yang terparasit Parasitoid Parasitisasi
10 sampel Daun Pisang yang terinfeksi hama Erionota thrax 3 sampel hama yang terparasit Apenteles erionotea sp
Brachonidae sp
Chalcididae sp
30 %
BAB IV
PEMBAHASAN
Serangan E. Thrax ditunjukkan oleh adanya bagian tepi daun yang tergulung. Di lapangan, ditemukan gulungan yang berukuran kecil . maupun gulungan yang berukuran besar . Gulungan yang berukuran kecil biasanya berisi larva yang berukuran kecil (< 3 cm), dan tidak jauh dari gulungan kecil tersebut biasanya terdapat kelompok telur. Gulungan yang berukuran besar berisi larva yang berukuran besar atau pupa.
Telur E. thrax ditemukan pada permukaan atas dan permukaan bawah daun. Telur diletakkan dalam kelompok yang jumlahnya bervariasi berkisar antara 1 sampai 40 telur per kelompok. Telur terkadang ada yang telah menetas dan biasanya masih terlihat bekasnya bahwa telur telah menetas. Pada waktu pengamatan ditemukan kelompok telur yang berwarna kuning . dan ada pula yang berwarna hitam keungu-unguan Telur yang berwarna kuning biasanya tidak terparasit sedangkan telur yang berwarna hitam keungu-unguan biasanya terparasit. Telur akan diketahui terparasit atau tidak setelah telur dipelihara di laboratorium dan menetas menjadi larva atau muncul parasitoid.
E. thrax ditemukan di dalam gulungan daun baik yang berukuran besar maupun kecil. Gulungan yang berisi larva rekatannya kurang kencang dan daunnya masih berwarna hijau. Larva yang ditemukan biasanya masih hidup dan tubuhnya berwarna hijau dan ditutupi tepung berwarna putih . Larva yang berukuran kecil (< 3 cm) tubuhnya belum ditutupi oleh tepung berwarna putih. Di lapangan, ditemukan larva yang telah terparasit. Hal ini dapat diketahui dengan terdapatnya kokon parasitoid di dekat bangkai larva. Larva yang ditemukan terparasit tersebut berukuran kurang dari 3 cm .Mortalitas larva biasanya cukup tinggi pada larva yang masih muda karena permukaan tubuhnya belum ditutupi lilin dan gulungan masih terbuka (Kalshoven, 1981). E. thraxditemukan di dalam gulungan yang berukuran besar. Daun yang menggulung sudah layu atau kecoklatan (kering), dan rekatannya lebih kuat dibandingkan dengan gulungan yang berisi larva.
Ada lima larva instar yang perkembangannya mencapai 23-30 hari tergantung dari temperatur (Waterhouse dan Norris, 1989). Semua kecuali larva instar pertama tertutup oleh bubuk lilin keputihan, beberapa di transfer ke dalam gulungan daun. Bubuk lilin meningkat jumlahnya seiring dengan perkembangan larva. Hujan deras menyebabkan tingginya kematian larva muda berkaitan dengan kurangnya bubuk lilin pelindung dan perlindungan yang tidak mencukupi dari gulungan daun pertama.(Waterhouse et al.,1988). Larva yang lebih tua menutup gulungan daunnya lebih rapat dan menghasilkan bubuk lilin yang cukup sebagai anti air atau water repellent (Waterhouse dan Norris 1989). Sobekan daun pisang oleh angin yang kencang mencegah daun menggulung dan dapat menyebabkan tingginya kematian larva muda (Waterhouse et al.,1988)Larva akan bergoyang dari sisi ke sisi ketika di ganggu dan meneteskan cairan kehijau-hijauan (Capinera, 2008).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Gejala serangan E. Thrax dapat di lihat oleh adanya bagian tepi daun yang tergulung. Di lapangan, ditemukan gulungan yang berukuran kecil . maupun gulungan yang berukuran besar . Gulungan yang berukuran kecil biasanya berisi larva yang berukuran kecil (< 3 cm), dan tidak jauh dari gulungan kecil tersebut biasanya terdapat kelompok telur. Gulungan yang berukuran besar berisi larva yang berukuran besar atau pupa. Serangan E. Thrax ditemukan di semua lokasi pengamatan dengan tingkat serangan yang berbeda-beda. Jumlah gulungan dalam satu daun bervariasi antara 0 sampai 20 gulungan.
Di mana hama ini ditemukan di dalam gulungan daun baik yang berukuran besar maupun kecil. Gulungan yang berisi larva rekatannya kurang kencang dan daunnya masih berwarna hijau. Larva yang ditemukan biasanya masih hidup dan tubuhnya berwarna hijau dan ditutupi tepung berwarna putih . Larva yang berukuran kecil (< 3 cm) tubuhnya belum ditutupi oleh tepung berwarna putih
Saran
Mohon diperbaiki setiap kesalahan yang ada dalam laporan ini dan spesimen untuk praktikum sebaiknya jangan terlalu banyak, karena sulit mencarinya
DAFTAR PUSTAKA
Borror DJ, et al. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed ke-6. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Feakin SD. 1971. Pest Control in Bananas Pans Manual No.1. London. England.
Hidayat P & Sosromarsono S. 2003. Pengantar Entomologi. Bogor: IPB Press.
Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baruvan Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Infonesie.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Ed ke-2. Bogor: IPB Press.
Munif A. 1988. Serangan Erionota thrax Linneaus (Lepidoptera: Hesperidae) dan Anisoderma sp. (Coleoptera: Hispidae) pada tanaman pisang (Musasp.)
jenis Angleng dan Apu di Desa Sukalaksana dan Sukarame, Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Jawa Barat [Laporan Praktek Lapang]. Bogor: Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Nakasone HY & Paull RE, editor. 1998. Tropical Fruits. London: CAB International. Nurzaizi H. 1986. Pengamatan hama Nacoleia octasema Meyrick (Lepidoptera: Pyralidae) dan Erionota thrax
Linnaeus (Lepidoptera: Hesperidae) pada tanaman pisang di Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon Jawa Barat
[Laporan Praktek Lapang]. Bogor: Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Satuhu S, Supriyadi H. 1999. PISANG: Budidaya, Pengolahan, dan Prospek Pasar. Jakarta: Penebar Swadaya. Pena JE, Sharp JL. 2002. Tropical Fruit Pests and Pollinators Biology, Economic Importance, Natural Enemies and Control. Florida: Tropical Research and Education Center.
Rukmana R. 1999. 1999. Usaha Tani Pisang. Yogyakarta: Kanisius.
No comments:
Post a Comment