Wednesday, 3 September 2014

LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN “PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN”

KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
“PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN”
Oleh :
REFLI JUNAIDI
1006121470

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012



BAB I
PENDAHULUAN
v Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya merupakan peristiwa biologis yang terjadi pada makhluk hidup yang senantiasa bersamaan dan saling melengkapi. Pertumbuhan terjadi
karena adanya pertambahan volume atau jumlah sel dalam makhluk hidup. Hasil pertumbuhan tanaman adalah produk yang dapat dikonsumsi atau dimanfaatkan menjadi produk lain, atau hanya bersifat estetis.  Sedangkan perkembangan terjadi karena adanya proses sel menuju kepada kedewasaan atau berdeferensiensi menuju fungsinya masing-masing. Perkembangan ini menyertai pertumbuhan, menuju tingkat pemetangan atau kedewasaan makhluk hidup. Proses perubahan secara berurutan adalah dari spesialiasi, diferensiasi, histogenesis, organogenesis dan gametogenesis.
 Adapun jenis pertumbuhan dan perkembangan adalah :
1.      Pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan yang menyebabkan batang batang dan akar tumbuhan bertambah tinggi atau panjang. Diawali dengan pembelahan sel di daerah meristem apikal. Meristem apikal terbagi atas 3 daerah yaitu daerah pembelajan, daerah pemanjangan dan daerah diferensiasi
2.      Pertumbuhan sekunder, yaitu pertumbuhan yang menyebabkan akar dan batang bertambah lebar. Pertumbuhan ini disebabkan adanya pembelahan pada jaringan meristem sekunder (meristem lateral).Ada dua macam meristem lateral yaitu Kambium vaskuler (terletak diantara xilem dan floem, yang menyebabkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk sekunder, dan membelah ke arah luar membentuk floem sekunder sehingga batang tambah membesar) dan kambium gabus (disebut juga felogen terletak dibawah epidermis dekar kolenkima yang berfungsi menebalkan batang, sehingga epidermis lebih kedap terhadap air).
Setiap proses pertumbuhan memerlukan energi. Tanaman mendapatkan energinya dari matahari melalui proses fotosintesis, yang merupakan proses penyerapan cahaya oleh pigmen hijau (klorofil) dalam daun. Energi cahaya, air dan CO2 menghasilkan O2 dan gula sederhana. Tanaman kemudian memanfaatkan gula sederhana ini untuk mensintesa gula yang lebih kompleks serta karbohidrat untuk disimpan sebagai energi yang dapat digunakan kembali jika dibutuhkan untuk mensintesa selulosa dan hemiselulosa pada dinding sel, atau menggabungkannya dengan nitrogen untuk mensintesa protein. Bagaimana tanaman memanfaatkan energi ini bergantung pada stadia pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungan.
Selain tumbuh dan berkembang, tumbuhan juga melakukan adaptasi terhadap kondisi lingkungan hidupnya. Adaptasi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Adaptasi mutlak dilakukan oleh makhluk hidup untuk melanjutkan hidup dan keturunannya. Begitu pula halnya dengan tumbuhan mutlak beradaptasi dengan kondisi lingkungan sekitar dimana tumbuhan tersebut hidup.
Lingkungan merupakan sistem yang komplek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk mempelajari pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman maka perlu dilakukan penggolongan faktor-faktor lingkungan tersebut.
Faktor-faktor lingkungan dapat digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik. Sedangkan lingkungan biotik terdiri dari organisme-organisme hidup di luar lingkungan abiotik (manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Faktor abiotik yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu iklim (unsur – unsur iklim seperti cahaya, angin, kelembaban, dan suhu), tanah, air, nutrisi dan ruang.
1.        Faktor iklim. Iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam usaha pertanian, umumnya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.
2.        Faktor tanah. Terdapat 3 fungsi tanah yang primer terhadap tanaman, yaitu :   Memberikan unsure-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempet persediaan. Meberikan air dan melayaninya sebagai reservoir. Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.
Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah perubahan penting dalam sikls pangan.susunan anorganik dalam tanah yang dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral. Dapat digolongkan pada liat,debu, pasir dan kerikil.komponen tambahan yang sangat penting adalah bahan organic yang disebut humus. Kaitan hubungan tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman sangat erat. Ada hubungan timbal balik antara komponen satu dengan komponen yang lainnya. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur dominan pasir ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
3.      Tanah. Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar tanaman.
Dalam Buckman and Brady (1982) disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk yaitu : air kelebihan, air tersedia dan air tidak tersedia. Pada umumnya kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapangan tidak menguntungkan tanaman tingkat tinggi.

4.      Ruang. Hasil analisis statistika pengujian pengaturan jarak tanam, populasi dan pengolahan tanah memperlihatkan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pertumbuhan dan produksi tanaman. Perlakuan populasi berpengaruh nyata sampai sangat nyata. Perlakuan pemupukan dan interaksi antara ketiganya berpengaruh tidak nyata. Salah satu bentuk interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat pertumbuhan individu-individu yang terlibat.
5.      Nutrisi. Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi diambil dari udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg). Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi.  Defisiensi mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan hasil interaksi kompleks dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan sendiri yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Faktor  ini dibedakan menjadi dua yakni faktor intrasel dan intersel. Yang termasuk faktor intrasel adalah sifat yang menurun atau faktor hereditas, sedangkan yang termasuk faktor intersel adalah hormon.
Faktor Internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan:
1.  Genetik (hereditas). Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan
2.  Enzim. Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup(Biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim.Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.
3.         Hormon (fitohormon). Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya.Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu: Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin) dan hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin
Faktor luar atau ekstern yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah suhu dan temperatur, cahaya / sinar matahari, kelembapan, air, derajat keasaman / pH tanah, serta unsur hara.

v TUJUAN
·           Mahasiswa mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
·           Mahasiswa dapat membedakan fakto biotik dan abiotik.
·           Mahasiswa dapat membedakan factor eksternal dengan factor internal.
BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan tumbuhan dari waktu ke waktu tidak pernah sama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman adalah : (1). Sifat Menurun atau Hereditas. Ukuran dan bentuk tumbuhan banyak dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor genetik dapat digunakan sebagai dasar seleksi bibit unggul. (2). Hormon Pada Tumbuhan. Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu pertumbuhan, tetapi adapula yang dapat menghambat pertumbuhan. Hormon-hormon pada tumbuhan yaitu auksin, giberilin, gas etilen, sitokinin, asam absisat dan kalin. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah :
v  SUHU / TEMPERATUR
Suhu untuk pertumbuhan dapat diklasifikasikan menjadi suhu maksimum, suhu optimum dan suhu minimum. Suhu maksimum adalah suhu yang paling tinggi yang masih dapat diadaptasi sehingga tumbuhan masih dapat hidup. Suhu optimum, adalah suhu yang paling baik untuk pertumbuhan, dan suhu minimum adalah suhu paling rendah yang masih bisa diadaptasi sehingga tumbuhan masih bisa hidup. Sebagai contoh, tumbuhan tinggi di daerah panas tidak bisa tumbuh di bawah 0o Celcius; suhu optimalnya 22o-27o C; suhu minimalnya 10 oC.
Laju respirasi dipengaruhi oleh suhu, respirasi rendah bahkan terhenti pada suhu 0ºC dan maksimal pada suhu 30 ºC-40 ºC. Respon respirasi terhadap suhu tidak sama pada jenis tanaman dan pada setiap tahap perkembangan tanaman. Pada tanaman tropis respirasi maksimal terjadi pada suhu 40 ºC dan tanaman daerah sedang respirasi maksimal 30 ºC. Tingkat kerusakan akibat suhu tinggi, lebih besar pada jaringan yang lebih muda, karena terjadi denaturasi protoplasma oleh dehidrasi.

Suhu dapat mempengaruhi tiga fungsi fisiologi tanaman yaitu pertumbuhan dan perkembangan, asimilasi dan pernafasan. Suhu minimum adalah suhu terendah yang dibawahnya pertumbuhan, asimilasi dan pernafasan menjadi lambat bahkan terhenti. Suhu yang rendah akan mengakibatkan absorpsi air dan unsur hara terganggu karena transpirasi meningkat. Suhu minimum, optimum dan maksimum dapat diketahui dalam ruang yang tak terkendali sehingga dapat mempermudah dalam penyesuaian terhadap keadaan iklim disuatu tempat (Imran S, 2009).
Temperatur mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi tumbuhan. Perubahan temperatur dari dingin atau panas mempengaruhi kemampuan fotosintesis, translokasi, respirasi dan transpirasi. Jika temperatur terlalu dingin atau terlalu tinggi pertumbuhan akan menjadi lambat atau terhenti sama sekali pada beberapa tumbuhan apabila lingkungan, air, temperatur, dan cahaya tidak memungkinkan untuk tumbuh.

v  CAHAYA / SINARMATAHARI
Intensitas cahaya matahari dan arah matahari berpengaruh besar terhadap pertumbuhan besar dan arah batang dan daun. Tanaman di daerah gelap cenderung untuk mempunyai batang yang panjang dan lemah, daun yang tidak tumbuh dengan jaringan tidak berklorofil. Keadaan seperti demikian disebut etiolasi. Tanaman yang tumbuh dengan cukup cahaya, daunnya mempunyai epidermis dan lapisan palisade yang tebal dengan ruang antar sel. Biji tanaman yang berkecambah di tempat gelap akan lebih cepat memanjang dibandingkan dengan di tempat terang. Berarti cahaya matahari menghambat pertumbuhan tanaman, walaupun semua makhluk hidup sangat membutuhkan cahaya matahari untuk kehidupannya.
Pengaruh cahaya tergantung mutu berdasarkan panjang gelombang (antara panjang gelombang 0,4 – 0,7 milimikron). Pengaruh cahaya ditentukan oleh intensitas cahaya, kualitas cahaya dan lama penyinaran (panjang hari). Reaksi cahaya dari tanaman (fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisitas) didasarkan atas reaksi fotokimia yang dilaksanakan oleh sistem pigmen spesifik (anonim, 2007).
Setiap tumbuhan mempunyai respon yang berbedabeda terhadap periode penyinaran cahaya matahari, yang disebut fotoperiodisme. Berdasarkan respon tumbuhan terhadap periode penyinaran inilah, tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi : (1).Tumbuhan berhari pendek. Merupakan tumbuhan yang dapat berbunga ketika periode gelap lebih panjang dari pada pencahayaan. Misalnya bunga dahlia, aster, strawberi, krisan. (2).Tumbuhan berhari netral. Merupakan tumbuhan berbunga yang tidak dipengaruhi oleh lamanya/panjangnya hari penyinaran. Misalnya bunga matahari, mawar, dan kipas. (3) Tumbuhan berhari panjang. Merupakan tumbuhan yang berbunga ketika periode pencahayaan lebih lama/panjang daripada periode gelap. Misalnya bayam, selada, kentang, dan gandum.

v  KELEMBABAN
Umumnya akan mempercepat pertumbuhan tanaman. Sel muda dekat titik tumbuh dapat menghisap air dengan cepat dan dalam waktu singkat dapat mencapai volume tetap sehingga sel cepat mencapai ukuran maksimum. Jika kelembaban udara tinggi, maka penguapan oleh tumbuhan menjadi berkurang. Air yang diserap tetap, berarti semakin bayak air yang ditahan dalam tubuh tumbuhan. Keadaan ini berpengaruh baik bagi tumbuhan, karena meningkatkan penyerapan air dan menurunkan penguapan atau transpirasi sehingga selnya dapat tumbuh dengan baik.

v  AIR
Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, dimana air menyusun 60-90 % dari berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung pada habitat dan jemis spesies tumbuhan tersebut. Tumbuhan herba lebih banyak mengandung air daripada tumbuhan perdu. Tumbuhan yang berdaun tebal mempunyai kadar air antara 85-90 %, tumbuhan hidrofik 85-98 % dan tumbuhan mesofil mempunyai kadar air antara 100-300 % (Fitter dan Hay, 1981).
Fungsi air untuk tanaman antara lain :
1.        Untuk fotosintesis.
2.        Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim atau sebagai medium reaksi enzimatis
3.        Membantu proses perkecambahan biji.
4.        Menjaga (mempertahankan kelembapan).
5.        Untuk transpirasi.
6.        Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel.
7.        Menghilangkan asam absisi.
8.        Sebagai pelarut, air juga memengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung memengaruhi laju metabolisme.
Kuantitas air yang dibutuhkan oleh tanaman sangat berbeda-beda sesuai dengan jenis dan lingkungan dimana tumbuhan itu hidup. Tanaman herba menyerap air lebih banyak dibandingkan tanaman perdu. Tumbuhan golongan efemera yang hidup di daerah gurun, akan memanfaatkan hujan yang datang sekali dalam setahun untuk mulai hidup dan berkecambah, berbunga, berbuah dan mati sebelum air yang ada dalam tanah habis. Pertumbuhan yang cepat dan pendeknya umur tanaman tersebut merupakan suatu usaha untuk menghindari diri dari kekurangan air yang menimpanya (Dwijoseputro, 1985).
Air mampu melarutkan lebih banyak bahan dari zat cair lainnya. Hal ini sebagian disebabkan karena air memiliki tetapan dielektrik yang termasuk tinggi yaitu suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik-menarik antara muatan listrik. Jika air mengandung elektrolit terlarut maka larutan ini membawa muatan, dan air menjadi penghantar listrik yang baik. Tapi jika air benar-benar murni, maka ia adalah penghantar listrik yang buruk. Ikatan hydrogen membuatnya terlalu kuat sehingga tidak mudah baginya untuk membawa muatan (Salisbury and Ross, 1995).
Salah satu cekaman yang sering dialami tanamanadalah defisit air. Defisit air untuk jangka waktuyang pendek ataupun lama umumnya menjadi penyebabutama menurunnya produksi pertanian. Dikarenakanterbatasnya ketersediaan air, sementarapermintaan akan produk pertanian terus meningkat.

v  DERAJAT KEASAMAN / pH TANAH
Tanah merupakan lapisan kulit bumi paling luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan yang dalam proses terjadimya telah bercampur dengan macam-macam bahan organik. Terbentuknya tanah dipengaruhi oleh factor bahan induk, iklim, organisme, bentuk wilayah, dan waktu.
 Perbandingan komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah bahan mineral 45 %, bahan organik 5 %, air 25 %, dan udara 25 %. Jika di dalam tanah terdapat sedikit nitrogen, maka pertumbuhan akar lebih cepat. Sebaliknya jika di dalam tanah kaya nitrogen maka pertumbuhan akar akan lambat.
Tanah menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan tumbuhan untuk pertumbuhan. Tanah akan memberikan tanggapan yang baik pada tanaman apabila pengolahan tanah baik disertai dengan pemberian pupuk yang cukup. Pengolahan tanah adalah memanipulasi mekanik tanah terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang cukup baik untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah membuat aerasi dalam tanah menjadi lebih baik sehingga pertukaran CO2 dan O2 pada daerah perakaran dapat lancar (Thomas et all, 2004).
Derajat keasaman atau pH tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Contohnya tanah yang bersifat asam terhadap tanah padsolik merah kuning (PMK), agar tanaman dapat tumbuh dengan baik maka jenis tanah ini ditambahkan keasaman dengan pengapuran.
Nilai pH tanah merupakan gambaran kepekatan ion hidrogen dalam partikel tanah, dimana semakin tinggi kadarnya maka tanah tersebut dikatakan asam dan jika semakin rendah dikatakan basa. Nilai pH berkisar antara 0—14, semakin tinggi kepekatan H+ dalam tanah maka semakin rendah pH tanah, dan jika kepekatan H+ semakin kecil, maka semakin tinggi pH tanah tersebut. Sehubungan dengan itu akan dijumpai nilai pH dalam tiga kemungkinan yaitu masam, netral, dan basa (Purwowidodo 1987).
Kondisi pH tanah mempengaruhi serapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap ketersediaan unsur hara dan adanya unsur-unsur yang beracun. Beberapa unsur hara fungsional seperti besi, mangan, dan seng berkurang apabila pH dinaikan dari 5.0 menjadi 7.5 atau 8.0. Molibdenium berkurang ketersediannya bila pH diturunkan. Pada pH kurang dari 5.0 besi dan mangan menjadi larut dalam jumlah cukup banyak yang dapat menyebabkan tanaman keracunan. Pada pH yang sangat tinggi, ion bikarbonat akan dijumpai dalam jumlah banyak sehingga dapat menggangu serapan normal unsur lain dan sangat merugikan pertumbuhan tanaman (Soepardi 1983).
Apabila pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi proses mineralisasi unsur hara seperti N dan P dan mikroorganisme yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri tanah yang dapat bersimbiosis dengan leguminosa seperti Rhizobium atau bersimbiosis dengan tanaman non leguminosa seperti Frankia sehingga sering dijumpai daun-daun tanaman   pada tanah asam mengalami klorosis akibat kekurangan N. Bakteri tanah yang lain seperti azotobakter (A. Chroococcum ) yang dapat berasosiasi dengan akar tanaman hanya dapat hidup apabila suasana larutan tanah netral hingga basa.

v  UNSUR HARA
Jika tumbuhan kekurangan unsur hara maka pertumbuhan dan perkembangannya akan mengalami gangguan atau hambatan. Unsur-unsur hara (nutrisi) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan disebut unsur makro. Adapun nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit disebut unsur mikro.
Unsur hara pokok (makro) yang diperlukan oleh tumbuhan antara lain:
1.         Belerang (S) Merupakan komponen utama protein dan koenzim pada tumbuhan
2.         Fosfor (P) Merupakan komponen pembentuk asam nukleat, fosfolipid, ATP dan beberapa koenzim
3.         Magnesium (Mg) Merupakan komponen klorofil dan mengaktifkan banyak enzim pada tumbuhan
4.         Kalsium (Ca) Merupakan unsur penting dalam pembentukan dan stabilitas dinding sel, memelihara struktur dan permeabilitas membran, dan mengaktifkan banyak enzim pada tumbuhan
5.         Kalium (K) Merupakan kofaktor yang berfungsi dalam sintesis protein
6.         Nitrogen (N) Merupakan komponen asam nukleat, protein, hormon dan koenzim
7.         Oksigen (O) Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
8.         Karbon (C) Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
9.         Hidrogen (H) Merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan
Hara mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tanaman tetapi karena sifatnya yang esensial dan banyak berperan dalam proses enzimatik maka keberadaannya sangat berpengaruh pada proses metabolisme. Pada pembentukan metabolit sekunder antara lain alkaloid, unsur hara mikro berperan besar pada proses enzimatik yaitu sebagai aktivator atau gugus redox seperti Fe, Zn, Mn, dan Cu . Pemupukan yang berlebihan juga dapat menyebabkan penyerapan unsur-unsur lain terhambat sehingga dapat mengakibatkan kekahatan antara lain kahat unsur mikro (Sharma et al,2000).
Jika di dalam tanah terdapat sedikit unsur hara seperti kekurangan nitrogen, maka pertumbuhan akar akan lebih cepat atau lebih besar, sedangkan pertumbuhan tajuknya menjadi terhambat atau kecil. Sebaliknya jika di dalam tanah kaya nitrogen maka pertumbuhan tajuk akan lebih cepat daripada pertumbuhan akarnya. Dengan demikian terdapat hubungan erat antara pertumbuhan akar dan tajuk tanaman. Akar berfungsi untuk menyerap air tanah dan tajuk berfungsi untuk melakukan sintesis senyawa organik (makanan).



BAB III
PENUTUP
v Kesimpulan
·         Pertumbuhan terjadi karena adanya pertambahan volume atau jumlah sel dalam makhluk hidup.
·         Perkembangan menyertai pertumbuhan, menuju tingkat pemetangan atau kedewasaan makhluk hidup. Proses perubahan secara berurutan adalah dari spesialiasi, diferensiasi, histogenesis, organogenesis dan gametogenesis.
·         Lingkungan merupakan sistem yang komplek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
·         Faktor-faktor lingkungan dapat digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik.
·         Lingkungan biotik terdiri dari organisme-organisme hidup di luar lingkungan abiotik (manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
·         Faktor abiotik yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu iklim (unsur – unsur iklim seperti cahaya, angin, kelembaban, dan suhu), tanah, air, nutrisi dan ruang.
·         Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan hasil interaksi kompleks dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern.
·         Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan. Faktor  ini dibedakan menjadi dua yakni faktor intrasel(sifat yang menurun) dan intersel (hormon) .
·         Faktor luar atau ekstern yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah suhu dan temperatur, cahaya / sinar matahari, kelembapan, air, derajat keasaman / pH tanah, serta unsur hara.
v Saran
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat perlu diperhatikan faktor-faktor yang menunjang dan mempengaruhinya sehingga didapati hasil yang maksimal.


No comments:

Post a Comment