KESUBURAN
TANAH DAN PEMUPUKAN
“PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN”
Oleh
:
REFLI
JUNAIDI
1006121470
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
v Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan pada
dasarnya merupakan peristiwa biologis yang terjadi pada makhluk hidup yang
senantiasa bersamaan dan saling melengkapi. Pertumbuhan terjadi
karena adanya
pertambahan volume atau jumlah sel dalam makhluk hidup. Hasil pertumbuhan
tanaman adalah produk yang dapat dikonsumsi atau dimanfaatkan menjadi produk
lain, atau hanya bersifat estetis. Sedangkan perkembangan terjadi karena adanya
proses sel menuju kepada kedewasaan atau berdeferensiensi menuju fungsinya
masing-masing. Perkembangan ini menyertai pertumbuhan, menuju tingkat
pemetangan atau kedewasaan makhluk hidup. Proses perubahan secara berurutan
adalah dari spesialiasi, diferensiasi, histogenesis, organogenesis dan
gametogenesis.
Adapun jenis pertumbuhan dan perkembangan
adalah :
1. Pertumbuhan primer,
yaitu pertumbuhan yang menyebabkan batang batang dan akar tumbuhan bertambah
tinggi atau panjang. Diawali dengan pembelahan sel di daerah meristem apikal. Meristem
apikal terbagi atas 3 daerah yaitu daerah pembelajan, daerah pemanjangan dan
daerah diferensiasi
2. Pertumbuhan sekunder,
yaitu pertumbuhan yang menyebabkan akar dan batang bertambah lebar. Pertumbuhan
ini disebabkan adanya pembelahan pada jaringan meristem sekunder (meristem
lateral).Ada dua macam meristem lateral yaitu Kambium vaskuler (terletak
diantara xilem dan floem, yang menyebabkan pembelahan sel ke arah dalam
membentuk sekunder, dan membelah ke arah luar membentuk floem sekunder sehingga
batang tambah membesar) dan kambium gabus (disebut juga felogen terletak
dibawah epidermis dekar kolenkima yang berfungsi menebalkan batang, sehingga
epidermis lebih kedap terhadap air).
Setiap proses pertumbuhan
memerlukan energi. Tanaman mendapatkan energinya dari matahari melalui proses
fotosintesis, yang merupakan proses penyerapan cahaya oleh pigmen hijau
(klorofil) dalam daun. Energi cahaya, air dan CO2 menghasilkan O2 dan gula
sederhana. Tanaman kemudian memanfaatkan gula sederhana ini untuk mensintesa
gula yang lebih kompleks serta karbohidrat untuk disimpan sebagai energi yang
dapat digunakan kembali jika dibutuhkan untuk mensintesa selulosa dan
hemiselulosa pada dinding sel, atau menggabungkannya dengan nitrogen untuk mensintesa
protein. Bagaimana tanaman memanfaatkan energi ini bergantung pada stadia
pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungan.
Selain tumbuh dan berkembang,
tumbuhan juga melakukan adaptasi terhadap kondisi lingkungan hidupnya. Adaptasi
merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Adaptasi mutlak dilakukan oleh makhluk hidup untuk melanjutkan
hidup dan keturunannya. Begitu pula halnya dengan tumbuhan mutlak beradaptasi
dengan kondisi lingkungan sekitar dimana tumbuhan tersebut hidup.
Lingkungan merupakan sistem yang
komplek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk
mempelajari pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman maka perlu
dilakukan penggolongan faktor-faktor lingkungan tersebut.
Faktor-faktor lingkungan dapat
digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik. Sedangkan lingkungan biotik terdiri
dari organisme-organisme hidup di luar lingkungan abiotik (manusia, tumbuhan,
hewan dan mikroorganisme). Faktor abiotik yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman yaitu iklim (unsur – unsur iklim seperti cahaya, angin,
kelembaban, dan suhu), tanah, air, nutrisi dan ruang.
1.
Faktor iklim. Iklim sangat menentukan pertumbuhan dan
produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka
produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam usaha
pertanian, umumnya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.
2.
Faktor tanah. Terdapat 3 fungsi tanah yang primer terhadap tanaman, yaitu
: Memberikan unsure-unsur mineral, melayaninya
baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempet persediaan. Meberikan air dan melayaninya
sebagai reservoir. Melayani
tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.
Tanah
merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah perubahan
penting dalam sikls pangan.susunan anorganik dalam tanah yang dibentuk dari
pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral. Dapat digolongkan pada
liat,debu, pasir dan kerikil.komponen tambahan yang sangat penting adalah bahan
organic yang disebut humus. Kaitan hubungan tekstur dan struktur tanah terhadap
pertumbuhan tanaman sangat erat. Ada hubungan timbal balik antara komponen satu
dengan komponen yang lainnya. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh
tekstur dan struktur tanah. Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur yang
dominan pasir, maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan organik lainnya
kecil. Tanah dengan tekstur dominan pasir ini cenderung mudah melepas
unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
3.
Tanah. Di dalam tanah keberadaan air sangat
diperlukan oleh tanaman yang harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk
evapotranspirasi dan sebagai pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut
membentuk larutan tanah yang akan diserap oleh akar tanaman.
Dalam
Buckman and Brady (1982) disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan
klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk yaitu : air kelebihan,
air tersedia dan air tidak tersedia. Pada umumnya kelebihan air yang terikat
pada kapasitas lapangan tidak menguntungkan tanaman tingkat tinggi.
4.
Ruang. Hasil analisis statistika pengujian
pengaturan jarak tanam, populasi dan pengolahan tanah memperlihatkan bahwa
perlakuan pengolahan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap parameter
pertumbuhan dan produksi tanaman. Perlakuan populasi berpengaruh nyata sampai
sangat nyata. Perlakuan pemupukan dan interaksi antara ketiganya berpengaruh
tidak nyata. Salah satu bentuk interaksi antara satu populasi dengan populasi
lain atau antara satu individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan
(kompetisi). Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana
pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut
dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat
pertumbuhan individu-individu yang terlibat.
5. Nutrisi. Nutrisi terdiri atas unsur-unsur
atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan sumber materi untuk
sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Nutrisi
umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi
diambil dari udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak
disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg). Adapun unsur-unsur yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl).
Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan
mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi. Defisiensi
mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat.
Pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan merupakan hasil interaksi kompleks dua faktor yaitu faktor intern dan
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan
sendiri yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Faktor ini dibedakan menjadi dua yakni faktor
intrasel dan intersel. Yang termasuk faktor intrasel adalah sifat yang menurun
atau faktor hereditas, sedangkan yang termasuk faktor intersel adalah hormon.
Faktor Internal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan:
1. Genetik (hereditas). Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel
makhluk hidup. Gen bekerja untuk
mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan
2. Enzim. Enzim merupakan suatu
makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk
hidup(Biokatalisator).
Suatu rangkaian reaksi
dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis
enzim.Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan
terhadap kondisi lingkungan yang sama.
3.
Hormon (fitohormon). Hormon merupakan zat
pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian
tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya.Hormon dalam
konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon
yaitu: Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin) dan hormon penghambat pertumbuhan
(asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin
Faktor luar atau ekstern yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah suhu dan temperatur, cahaya /
sinar matahari, kelembapan, air, derajat keasaman / pH tanah, serta unsur hara.
v TUJUAN
·
Mahasiswa
mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
·
Mahasiswa
dapat membedakan fakto biotik dan abiotik.
·
Mahasiswa
dapat membedakan factor eksternal dengan factor internal.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan tumbuhan dari waktu ke
waktu tidak pernah sama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi
Pertumbuhan Tanaman adalah : (1). Sifat
Menurun atau Hereditas. Ukuran dan bentuk tumbuhan banyak dipengaruhi oleh
faktor genetik. Faktor genetik dapat digunakan sebagai dasar seleksi bibit
unggul. (2). Hormon Pada Tumbuhan.
Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu pertumbuhan,
tetapi adapula yang dapat menghambat pertumbuhan. Hormon-hormon pada tumbuhan
yaitu auksin, giberilin, gas etilen, sitokinin, asam absisat dan kalin.
Sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah :
v SUHU / TEMPERATUR
Suhu
untuk pertumbuhan dapat diklasifikasikan menjadi suhu maksimum, suhu optimum
dan suhu minimum. Suhu maksimum adalah suhu yang paling tinggi yang masih dapat
diadaptasi sehingga tumbuhan masih dapat hidup. Suhu optimum, adalah suhu yang
paling baik untuk pertumbuhan, dan suhu minimum adalah suhu paling rendah yang
masih bisa diadaptasi sehingga tumbuhan masih bisa hidup. Sebagai contoh,
tumbuhan tinggi di daerah panas tidak bisa tumbuh di bawah 0o Celcius; suhu
optimalnya 22o-27o C; suhu minimalnya 10 oC.
Laju respirasi dipengaruhi oleh suhu,
respirasi rendah bahkan terhenti pada suhu 0ºC dan maksimal pada suhu 30 ºC-40
ºC. Respon respirasi terhadap suhu tidak sama pada jenis tanaman dan pada
setiap tahap perkembangan tanaman. Pada tanaman tropis respirasi maksimal
terjadi pada suhu 40 ºC dan tanaman daerah sedang respirasi maksimal 30 ºC.
Tingkat kerusakan akibat suhu tinggi, lebih besar pada jaringan yang lebih
muda, karena terjadi denaturasi protoplasma oleh dehidrasi.
Suhu
dapat mempengaruhi tiga fungsi fisiologi tanaman yaitu pertumbuhan dan
perkembangan, asimilasi dan pernafasan. Suhu minimum adalah suhu terendah yang
dibawahnya pertumbuhan, asimilasi dan pernafasan menjadi lambat bahkan
terhenti. Suhu yang rendah akan mengakibatkan absorpsi air dan unsur hara
terganggu karena transpirasi meningkat. Suhu minimum, optimum dan maksimum
dapat diketahui dalam ruang yang tak terkendali sehingga dapat mempermudah
dalam penyesuaian terhadap keadaan iklim disuatu tempat (Imran S, 2009).
Temperatur
mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi tumbuhan. Perubahan temperatur dari
dingin atau panas mempengaruhi kemampuan fotosintesis, translokasi, respirasi
dan transpirasi. Jika temperatur terlalu dingin atau terlalu tinggi pertumbuhan
akan menjadi lambat atau terhenti sama sekali pada beberapa tumbuhan apabila
lingkungan, air, temperatur, dan cahaya tidak memungkinkan untuk tumbuh.
v CAHAYA / SINARMATAHARI
Intensitas
cahaya matahari dan arah matahari berpengaruh besar terhadap pertumbuhan besar
dan arah batang dan daun. Tanaman di daerah gelap cenderung untuk mempunyai
batang yang panjang dan lemah, daun yang tidak tumbuh dengan jaringan tidak
berklorofil. Keadaan seperti demikian disebut etiolasi. Tanaman yang tumbuh
dengan cukup cahaya, daunnya mempunyai epidermis dan lapisan palisade yang
tebal dengan ruang antar sel. Biji tanaman yang berkecambah di tempat gelap
akan lebih cepat memanjang dibandingkan dengan di tempat terang. Berarti cahaya
matahari menghambat pertumbuhan tanaman, walaupun semua makhluk hidup sangat
membutuhkan cahaya matahari untuk kehidupannya.
Pengaruh
cahaya tergantung mutu berdasarkan panjang gelombang (antara panjang gelombang
0,4 – 0,7 milimikron). Pengaruh cahaya ditentukan oleh intensitas cahaya,
kualitas cahaya dan lama penyinaran (panjang hari). Reaksi cahaya dari tanaman
(fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisitas) didasarkan atas reaksi
fotokimia yang dilaksanakan oleh sistem pigmen spesifik (anonim, 2007).
Setiap
tumbuhan mempunyai respon yang berbedabeda terhadap periode penyinaran cahaya
matahari, yang disebut fotoperiodisme. Berdasarkan respon tumbuhan terhadap
periode penyinaran inilah, tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi : (1).Tumbuhan berhari pendek. Merupakan
tumbuhan yang dapat berbunga ketika periode gelap lebih panjang dari pada
pencahayaan. Misalnya bunga dahlia, aster, strawberi, krisan. (2).Tumbuhan berhari netral. Merupakan
tumbuhan berbunga yang tidak dipengaruhi oleh lamanya/panjangnya hari
penyinaran. Misalnya bunga matahari, mawar, dan kipas. (3) Tumbuhan berhari panjang. Merupakan tumbuhan yang berbunga
ketika periode pencahayaan lebih lama/panjang daripada periode gelap. Misalnya
bayam, selada, kentang, dan gandum.
v KELEMBABAN
Umumnya
akan mempercepat pertumbuhan tanaman. Sel muda dekat titik tumbuh dapat
menghisap air dengan cepat dan dalam waktu singkat dapat mencapai volume tetap
sehingga sel cepat mencapai ukuran maksimum. Jika kelembaban udara tinggi, maka
penguapan oleh tumbuhan menjadi berkurang. Air yang diserap tetap, berarti
semakin bayak air yang ditahan dalam tubuh tumbuhan. Keadaan ini berpengaruh
baik bagi tumbuhan, karena meningkatkan penyerapan air dan menurunkan penguapan
atau transpirasi sehingga selnya dapat tumbuh dengan baik.
v AIR
Air
merupakan komponen utama dalam tumbuhan, dimana air menyusun 60-90 % dari berat
daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung
pada habitat dan jemis spesies tumbuhan tersebut. Tumbuhan herba lebih banyak
mengandung air daripada tumbuhan perdu. Tumbuhan yang berdaun tebal mempunyai
kadar air antara 85-90 %, tumbuhan hidrofik 85-98 % dan tumbuhan mesofil
mempunyai kadar air antara 100-300 % (Fitter dan Hay, 1981).
Fungsi
air untuk tanaman antara lain :
1.
Untuk fotosintesis.
2.
Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim atau
sebagai medium reaksi enzimatis
3.
Membantu proses perkecambahan biji.
4.
Menjaga (mempertahankan kelembapan).
5.
Untuk transpirasi.
6.
Meningkatkan tekanan turgor sehingga
merangsang pembelahan sel.
7.
Menghilangkan asam absisi.
8.
Sebagai pelarut, air juga memengaruhi
kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung memengaruhi laju
metabolisme.
Kuantitas
air yang dibutuhkan oleh tanaman sangat berbeda-beda sesuai dengan jenis dan lingkungan
dimana tumbuhan itu hidup. Tanaman herba menyerap air lebih banyak dibandingkan
tanaman perdu. Tumbuhan golongan efemera yang hidup di daerah gurun, akan
memanfaatkan hujan yang datang sekali dalam setahun untuk mulai hidup dan
berkecambah, berbunga, berbuah dan mati sebelum air yang ada dalam tanah habis.
Pertumbuhan yang cepat dan pendeknya umur tanaman tersebut merupakan suatu
usaha untuk menghindari diri dari kekurangan air yang menimpanya (Dwijoseputro,
1985).
Air
mampu melarutkan lebih banyak bahan dari zat cair lainnya. Hal ini sebagian
disebabkan karena air memiliki tetapan dielektrik yang termasuk tinggi yaitu
suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik-menarik antara muatan listrik.
Jika air mengandung elektrolit terlarut maka larutan ini membawa muatan, dan
air menjadi penghantar listrik yang baik. Tapi jika air benar-benar murni, maka
ia adalah penghantar listrik yang buruk. Ikatan hydrogen membuatnya terlalu
kuat sehingga tidak mudah baginya untuk membawa muatan (Salisbury and Ross, 1995).
Salah
satu cekaman yang sering dialami tanamanadalah defisit air. Defisit air untuk
jangka waktuyang pendek ataupun lama umumnya menjadi penyebabutama menurunnya
produksi pertanian. Dikarenakanterbatasnya ketersediaan air,
sementarapermintaan akan produk pertanian terus meningkat.
v DERAJAT KEASAMAN / pH TANAH
Tanah
merupakan lapisan kulit bumi paling luar yang merupakan hasil pelapukan dan
pengendapan batuan yang dalam proses terjadimya telah bercampur dengan
macam-macam bahan organik. Terbentuknya tanah dipengaruhi oleh factor bahan
induk, iklim, organisme, bentuk wilayah, dan waktu.
Perbandingan komponen tanah yang baik yang
dibutuhkan tanaman adalah bahan mineral 45 %, bahan organik 5 %, air 25 %, dan udara 25 %. Jika di dalam tanah terdapat
sedikit nitrogen, maka pertumbuhan akar lebih cepat. Sebaliknya jika di dalam
tanah kaya nitrogen maka pertumbuhan akar akan lambat.
Tanah
menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan tumbuhan untuk pertumbuhan. Tanah
akan memberikan tanggapan yang baik pada tanaman apabila pengolahan tanah baik
disertai dengan pemberian pupuk yang cukup. Pengolahan tanah adalah
memanipulasi mekanik tanah terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang
cukup baik untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah membuat aerasi dalam
tanah menjadi lebih baik sehingga pertukaran CO2 dan O2
pada daerah perakaran dapat lancar (Thomas et all, 2004).
Derajat
keasaman atau pH tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
suatu tanaman. Contohnya tanah yang bersifat asam terhadap tanah padsolik merah
kuning (PMK), agar tanaman dapat tumbuh dengan baik maka jenis tanah ini ditambahkan
keasaman dengan pengapuran.
Nilai
pH tanah merupakan gambaran kepekatan ion hidrogen dalam partikel tanah, dimana
semakin tinggi kadarnya maka tanah tersebut dikatakan asam dan jika semakin
rendah dikatakan basa. Nilai pH berkisar antara 0—14, semakin tinggi kepekatan
H+ dalam tanah maka semakin rendah pH tanah, dan jika kepekatan H+ semakin
kecil, maka semakin tinggi pH tanah tersebut. Sehubungan dengan itu akan
dijumpai nilai pH dalam tiga kemungkinan yaitu masam, netral, dan basa
(Purwowidodo 1987).
Kondisi
pH tanah mempengaruhi serapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman melalui
pengaruhnya terhadap ketersediaan unsur hara dan adanya unsur-unsur yang
beracun. Beberapa unsur hara fungsional seperti besi, mangan, dan seng
berkurang apabila pH dinaikan dari 5.0 menjadi 7.5 atau 8.0. Molibdenium
berkurang ketersediannya bila pH diturunkan. Pada pH kurang dari 5.0 besi dan
mangan menjadi larut dalam jumlah cukup banyak yang dapat menyebabkan tanaman
keracunan. Pada pH yang sangat tinggi, ion bikarbonat akan dijumpai dalam
jumlah banyak sehingga dapat menggangu serapan normal unsur lain dan sangat
merugikan pertumbuhan tanaman (Soepardi 1983).
Apabila
pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan terhadap pertumbuhan
mikroorganisme yang bermanfaat bagi proses mineralisasi unsur hara seperti N
dan P dan mikroorganisme yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, misalnya
bakteri tanah yang dapat bersimbiosis dengan leguminosa seperti Rhizobium atau
bersimbiosis dengan tanaman non leguminosa seperti Frankia sehingga sering
dijumpai daun-daun tanaman pada tanah
asam mengalami klorosis akibat kekurangan N. Bakteri tanah yang lain seperti
azotobakter (A. Chroococcum ) yang dapat berasosiasi dengan akar tanaman hanya
dapat hidup apabila suasana larutan tanah netral hingga basa.
v UNSUR HARA
Jika
tumbuhan kekurangan unsur hara maka pertumbuhan dan perkembangannya akan
mengalami gangguan atau hambatan. Unsur-unsur hara (nutrisi) dalam jumlah
banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan disebut
unsur makro. Adapun nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit disebut
unsur mikro.
Unsur
hara pokok (makro) yang diperlukan oleh tumbuhan antara lain:
1.
Belerang (S) Merupakan komponen utama
protein dan koenzim pada tumbuhan
2.
Fosfor (P) Merupakan komponen pembentuk
asam nukleat, fosfolipid, ATP dan beberapa koenzim
3.
Magnesium (Mg) Merupakan komponen
klorofil dan mengaktifkan banyak enzim pada tumbuhan
4.
Kalsium (Ca) Merupakan unsur penting
dalam pembentukan dan stabilitas dinding sel, memelihara struktur dan
permeabilitas membran, dan mengaktifkan banyak enzim pada tumbuhan
5.
Kalium (K) Merupakan kofaktor yang
berfungsi dalam sintesis protein
6.
Nitrogen (N) Merupakan komponen asam
nukleat, protein, hormon dan koenzim
7.
Oksigen (O) Merupakan komponen utama
senyawa organik tumbuhan
8.
Karbon (C) Merupakan komponen utama
senyawa organik tumbuhan
9.
Hidrogen (H) Merupakan komponen utama
senyawa organik tumbuhan
Hara
mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tanaman tetapi karena sifatnya yang
esensial dan banyak berperan dalam proses enzimatik maka keberadaannya sangat
berpengaruh pada proses metabolisme. Pada pembentukan metabolit sekunder antara
lain alkaloid, unsur hara mikro berperan besar pada proses enzimatik yaitu
sebagai aktivator atau gugus redox seperti Fe, Zn, Mn, dan Cu . Pemupukan yang
berlebihan juga dapat menyebabkan penyerapan unsur-unsur lain terhambat
sehingga dapat mengakibatkan kekahatan antara lain kahat unsur mikro (Sharma et
al,2000).
Jika
di dalam tanah terdapat sedikit unsur hara seperti kekurangan nitrogen, maka
pertumbuhan akar akan lebih cepat atau lebih besar, sedangkan pertumbuhan
tajuknya menjadi terhambat atau kecil. Sebaliknya jika di dalam tanah kaya
nitrogen maka pertumbuhan tajuk akan lebih cepat daripada pertumbuhan akarnya.
Dengan demikian terdapat hubungan erat antara pertumbuhan akar dan tajuk
tanaman. Akar berfungsi untuk menyerap air tanah dan tajuk berfungsi untuk
melakukan sintesis senyawa organik (makanan).
BAB
III
PENUTUP
v Kesimpulan
·
Pertumbuhan terjadi karena adanya
pertambahan volume atau jumlah sel dalam makhluk hidup.
·
Perkembangan menyertai pertumbuhan,
menuju tingkat pemetangan atau kedewasaan makhluk hidup. Proses perubahan
secara berurutan adalah dari spesialiasi, diferensiasi, histogenesis,
organogenesis dan gametogenesis.
·
Lingkungan merupakan sistem yang komplek
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
·
Faktor-faktor lingkungan dapat
digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik.
·
Lingkungan
biotik terdiri dari organisme-organisme hidup di luar lingkungan abiotik
(manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
·
Faktor
abiotik
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu iklim (unsur – unsur iklim
seperti cahaya, angin, kelembaban, dan suhu), tanah, air, nutrisi dan ruang.
·
Pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan merupakan hasil interaksi kompleks dua faktor yaitu faktor intern dan
ekstern.
·
Faktor intern adalah faktor yang berasal
dari dalam tubuh tumbuhan. Faktor ini
dibedakan menjadi dua yakni faktor intrasel(sifat yang menurun) dan intersel
(hormon) .
·
Faktor luar atau ekstern yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah suhu dan temperatur, cahaya /
sinar matahari, kelembapan, air, derajat keasaman / pH tanah, serta unsur hara.
v Saran
Dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman sangat perlu diperhatikan faktor-faktor yang menunjang dan
mempengaruhinya sehingga didapati hasil yang maksimal.
No comments:
Post a Comment