MAKALAH KESUBURAN
TANAH DAN PEMUPUKAN
FAKTOR INTERNAL PERTUMBUHAN TANAMAN
Disusun Oleh:
REFLI
JUNAIDI
(
1006121470 )
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2012
BAB I
(PENDAHULUAN)
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam melaksanakan budidaya tanaman harus diketahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara ekologi, baik faktor
biotik dan abiotik di lingkungan tumbuh tanaman
tersebut. Faktor biotik adalah
faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun
hewan. Faktor abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah,
udara, cahaya, matahari dan sebagainya. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan
sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan
sebagai dekomposer. Tanaman dalam kondisi alamiah maupun dibudidayakan dengan
pertanian seringkali mengalami stres akibat kondisi lingkungan (environmental
stresses). Stres biasanya didefinisikan sebagai faktor luar yang tidak
menguntungkan yang berpengaruh terhadap tanaman.
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh lingkungan.
Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk
berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa
reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai
tahapan yang matang untuk berbunga. Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi
akan selalu dipengaruhi oleh faktor dalam maupun faktor luar dari tanaman itu
sendiri. Faktor dalam dari taman itu adalah genetika dari tanaman tersebut yang
terekspresikan melalui pertumbuhan sehingga diperoleh hasil, sedangkan faktor
luarnya adalah faktor biotic maupun abiotik yang meliputi unsur – unsur yang
menjadi pengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi alam, antara lain iklim,
curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah, serta ada tidaknya
hama dan penyakit. Oleh sebab itu, mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman tentunya menjadi sangat bermanfaat. Untuk dapat
memanfaatkan unsur – unsur tersebut secara optimal maka perlu adanya perlakuan
khusus pada tanaman tersebut, antara lain pengolahan tanah, pemilihan bibit
atau varietas unggul, pengaturan kebutuhan benih pada petak, pengaturan jarak
tanam, pengaturan pemupukan, pengaturan air irigasi, pengendalian hama dan
penyakit, hingga akhirnya diperoleh hasil panen atau produksi pertanian.
2.2
RUMUSAN MASALAH
Mengetahui faktor internal apa saja yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
BAB
II
PERTUMBUHAN
2.1
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses
hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Pertumbuhan berbeda dengan
perkembangan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai pertambahan ukuran (volume,
massa maupun jumlah) sel yangdapat dinyatakan dengan satuan (kuantitatif),
bersifat permanen dan tidak dapat kembali(irreversibel). Sedangkan perkembangan adalah
proses perubahan menuju kedewasaan atau pun proses pematangan sel menjadi sel
dewasa yang fungsional, tidak dapatdinyatakan dengan satuan (kualitatif) dan
dapat kembali ke semula (reversibel).
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
terdiri dari beberapa tahap, sebagai berikut :
a.
Tahap
pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
b.
Tahap pembesaran sel,
yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada tumbuhan, peningkatan
tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air kedalam vakuola.
c.
Tahap diferensiasi,
yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentumenjadi bentuk
khusus (terspesialisasi).
Pertumbuhan dan Perkembangan Awal
Pertumbuhan
awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung potensi – potensi
yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu baru, seperti embrio, cadangan
makanan dan bakal daun (bakal akar). Sebutir biji mengandung 1 embrio. Embrio
terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan plumula (yang akan tumbuh
menjadi kecambah). Cadangan makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang
didalamnya terkandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon
memiliki lapisan pelindung yang kuat bernama testa. Testa berfungsi melindungi
kotiledon serta mencegah kerusakan embrio dan masuknya
bakteri/jamur kedalam biji. Testa memiliki sebuah lubang kecil yang
disebut mikropil. Di dekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan kulit
kotiledon
Biji
memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk,
airdidalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibatnya, biji
tidak dapat melangsungkan proses metabolismenya dan mulai mengalami dormansi
(istirahat panjang). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi yang tidak
kondusif (seperti suhu lingkungan yang ekstrim) karena struktur biji yang kuat
akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup.
2.2 FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TANAMAN
Pertumbuhan
dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar
(eksternal). Faktor dalam terdiri dari gen dan hormone tumbuhan (fitohormon)
yang memiliki peran masing-masing. Fitohormon tersebut ialah auksin, sitokinin,
asam absisat, giberelin, etilen, asam traumalin, dan kalin.
Faktor
luar (eksternal) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkambangan pada tanaman
ialah cahaya, air, nutrisi, kelembapan, suhu, dan derajat keasaman (pH). Angin,
gas, struktur dan tekstur tanah, bahan organic serta gulma, serangga dan
mikroorganisme penyebab penyakit juga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.
a.
Hormon pada tumbuhan
Salah satu faktor internal adalah hormon.
Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan
dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat rendah
mampu menimbulkan suatu respons fisiologis.
Hormon
tumbuhan atau lebih seringdisebut fitohormon merupakan senyawa organik yang
disintesis di salah satu bagian tumbuhan untuk dipindahkan ke bagian lain dan mampu
menimbulkan suatu respon fisiologis meskipun konsentrasinya rendah. Respon
padaorgan sasaran tidak perlu bersifat memacu karena proses seperti pertumbuhan
atau pun diferensiasi terkadang malah terhambat oleh suatu hormon. Karena
itulah dapat dikatakan bahwa setiap hormon mempengaruhi respon pada beberapa
bagian tumbuhan dan respon tersebut bergantung pada spesies, bagian tumbuhan,
fase tumbuh, interaksi antar hormon, serta beberapa faktor
lingkungan(Salisbury, 1999). Permasalahan yang dihadapi dalam praktikum ini
adalah bagaimana caranya mengetahui pengaruh kadar IAA terhadap jumlah
akar dan panjang akar. Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui pengaruh
kadar IAA terhadap jumlah dan panjang akar.
Hormon
tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan
dan dipindahkan ke bagian lain, danpada konsentrasi yang sangat rendah mampu
menimbulkan suatu respons fisiologis. Karena hormon harus disintesis oleh
tumbuhan, makaion anorganik seperti K+ atau Ca2+, yang dapat juga
menimbulkan respons penting, dikatakan bukan hormon. Zat pengatur tumbuh
organikyang disintesis oleh ahli kimia organik (misalnya,2,4-D, sejenis
auksin), atau yang disintesis organisme selain tumbuhan bukan termasuk hormon
tumbuhan. Batasan tentang hormon tumbuhan juga ditambah, yakni sebagai zat yang
dapat dipindahkan di dalam tubuh tumbuhan, namun tidak dijelaskan bagaimana
atau sejauh mana pemindahan tersebut(Salisbury, 1999)
Hormon tumbuhan
(disebut juga fitohormon) adalah zat kimia yang berperandalam proses
pertumbuhan tumbuhan. Fitohormon mempengaruhi bentuk tumbuhan,pembentukan biji
dan pembentukan organ-organ tumbuhan. Ada 7 macam hormon dalam tumbuhan, yaitu:
-
Asam Absisat (ABA)
Berperan dalam dormansi kuncup dangugurnya daun-daun
(Salisbury, 1995).
-
Auksin (IAA)
Terdapat di meristem apikal dan berperan dalam
pertumbuhan memanjang. Auksin menyebabkan terjadinya dominasi apikal(Salisbury,
1995).
Auksin merupakan fitohormon yangberperan
penting pada proses pertumbuhan tunas. Disintesis di bagian meristem, seperti ujung tunas, membuat akusin dikenal sebagai hormon
dominansi apikal. Walaupun disintesis di ujung tunas auksin juga diedarkan ke
bagian-bagian lain tumbuhan yang letaknya di bagian bawah tunas. Hal ini
berarti auksin terdapat pula pada akar suatu tanaman. Karena auksin berperan
pada proses pertumbuhan sel maka dapat dikatakan bahwa auksin dapat
pulaberperan pada proses pertumbuhan akar dimana akar terlihat memanjang. Namun,
proses pemanjangan akar dan tunas membutuhkan konsentrasi auksin yangberbeda.
Hal tersebut dikarenakan respon fisiologis pada akar berbeda dengan respon
fisiologis pada ujung tunas. Karena itulah dilakukan percobaan untuk mengetahui
seberapa besar kadar auksin ,terutama IAA,terhadap jumlah dan panjang akar
tanaman.
Sementara IAA dikenal sebagi auksin utama
pada tanaman, sejumlah substansi yang secara alami mirip auksin (analog) diubah
menjadi IAA. Indolasetonitril (IAN), Asam Indolpiruvat (IPyA), dan
Indolasetaldehid (IAAld) merupakan zat perantar dalam sintesis IAA dari asam
amino prekursor triptofan. IAN merupakan hormon pertama yang diekstrak. Dari
daun dan batang tumbuhan tingkat tinggi(Cruciperae) (Gardner, 1991).
IAA biasanya tidak dijumpai di alamdalam
bentuk bebas; biasanya zat itubergabung dengan asam askorbat, gula, asamamino,
dan senyawa organik lainnya (bentukterikat). Bentuk terikat ini siap diubah
menjadiIAA bebas dengan hidrolisis menggunakanenzim (Gardner, 1991
-
Sitokinin
Berperan mempercepat pembelahan seldan
memperkecil dominasi apikal (Salisbury,1995).
-
Etilen
Terdapat pada buah yang sudah tua. Berperan
dalam pemasakan buah (Salisbury,1995). Etilen merupakan senyawa unik dan hanya
dijumpai dalam bentuk gas. senyawaini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun
tanggal dan merangsang penuaan.Tanaman sering meningkatkan produksi etilen
sebagai respon terhadap stress dansebelum mati. Konsentrasi etilen fluktuasi
terhadap musim untuk mengatur kapanwaktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan
buah.Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji,
menebalkanbatang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang
kecambah.Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi
apikal dan inisiasiakar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
-
Giberelin
Giberilin di temukan oleh Eiichi Kurosawa
pada tahun 1926. Giberilin merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis
jamur yang hidup sebagai parasit pada padi di Jepang, yaitu jamur Gibberella
fujikkuroi. Tanaman padi yang terserang oleh jamur tersebut mengalami
pertumbuhan yang abnormal.
Giberelin merupakan hormon tumbuh pada
tanaman yang bersifat sintesis dan berperan mempercepat perkecambahan. Penggunaan
giberelin untuk mempercepat perkecambahan telah banyak dilakukan.Penelitian
Murniati dan Zuhri (2002) mengungkapkan bahwa giberelin mampu mempercepat
perkecambahan biji kopi. Giberelin dapat mempercepat pembentukan plb pada
anggrek bulan (Bey dkk, 2005). Giberelin merupakan senyawa organik yang berperan
penting dalam proses perkecambahan, karena dapat mengaktifkan reaksi enzimatik
di dalam benih (Wilkins, 1989). Giberelin juga terkandung di dalam bahan alami seperti
air kelapa dalam jumlah yang sangat(Bey, 2006).
Fungsi
gibberellin, yaitu:
1. Merangsang pembelahan sel kambium.
2. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum
waktunya.
3. Merangsang pembentukan buah tanpa biji.
4. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat
sehingga mempunyai ukuran raksasa. (Dwidjoseputro, 1992: 197)
-
Kalin
Merupakan
hormon pempengaruhi pembentukan organ. Kalin dapat dibedakan menjadi :
1. Kaulokalin : merangsang prosespembentukan
batang.
2. Rizokalin : merangsang prosespembentukan
akar.
3. Filokalin : merangsang prosespembentukan daun
4. Antokalin : merangsang prosespembentukan bunga (Salisbury, 1995).
-
Asam Traumalin
Pertama kali di pelajari oleh Haberland. Pada percobaan yang dia
lakukan, jaringan tanaman dilukai kemudian di cuci bersih, ternyata bekas
bidang luka tidak membentuk jaringan baru. Pada jaringan luka tersebut yang
dibiarkan akan terbentuk jaringa baru di dekat luka tersebut.
Hormon
yang berperan dalam memperbaiki bagian tubuh tumbuhan yang rusak (Salisbury,
1995). Bila tumbuhan
terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuan itu disebut
restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam
traumalin (asam traumalat).
b.
Gen
Gen
merupakan dasar faktor internal yang paling tidak bisa ditawar karene
setiap mahluk hidup tentu saja memiliki gen yang berbeda satu sama lain. Gen
merupakan unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah
urutan DNA menyandi protein, polipeptida atau seuntaian DNA yang memiliki fungsi
bagi organisme yang memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan pewarisan
sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator (pengendali),
sasaran transkripsi, atau peran-peran
fungsional lainnya. Tentu saja dalam DNA
ini telah disandi sebagaimana rupa yang menentukan bentuk dan pewarisan sifa
dari induknya.
Tanaman dengan hasil panen tinggi (high
yielding) mengambil hara lebih banyak dibandingkan tanaman biasa. Tanaman
demikian bersifat menguras hara. Jika ditanam pada tanah yang memiliki
ketersediaan hara terbatas, maka hasil panen akan lebih rendah dibandingkan
tanaman biasa.
Pada masa lampau dilakukan pemilihan
varitas tanaman untuk berbagai tingkat kesuburan tanah yang berbeda. Sekarang
hal tersebut tidak dikerjakan lagi, karena pada tanah yang tidak subur
dapat ditambahkan pupuk. Meski demikian tetap dilakukan upaya pemilihan tanaman
misalnya: tahan terhadap pH rendah atau keracunan Al, atau terhadap kondisi
garaman, atau tahan terhadap kekeringan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses
hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Sedangkan perkembangan adalah
proses perubahan menuju kedewasaan atau pun proses pematangan sel menjadi sel dewasa
yang fungsional, tidak dapatdinyatakan dengan satuan (kualitatif) dan dapat
kembali ke semula (reversibel).
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan
sebagai berikut :
a.
Gen
Gen merupakan dasar faktor internal yang paling tidak
bisa ditawar karene setiap mahluk hidup tentu saja memiliki gen yang
berbeda satu sama lain. Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi organisme
hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA menyandi protein, polipeptida atau
seuntaian DNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya.
b.
Hormon
Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang
disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain,
dan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respons
fisiologis.
3.2 Saran
Agar
pertumbuhan dan perkembangan tanaman berjalan dengan baik sehingga hasil
produktifitas tanaman maka faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman perlu
diperhatikan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
http://faktor-lingkungan-yang-mempengaruhi.html (Refli junaidi)
http//FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP « Adelia Vistadea.htm (sugiharto)
Salisbury, F. B. dan Cleon. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 1. Terjemahandari
Plant Physiologi 4th Edition oleh DiahR. Lukman dan Sumaryono. ITB: Bandung
No comments:
Post a Comment