Wednesday, 3 September 2014

MAKALAH KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN FAKTOR INTERNAL PERTUMBUHAN TANAMAN

MAKALAH KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
FAKTOR INTERNAL PERTUMBUHAN TANAMAN

Disusun Oleh:
              
REFLI JUNAIDI
( 1006121470 )


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2012

BAB I
(PENDAHULUAN)
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam melaksanakan budidaya tanaman harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara ekologi, baik faktor biotik dan abiotik di lingkungan tumbuh tanaman
tersebut. Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Faktor abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya, matahari dan sebagainya. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Tanaman dalam kondisi alamiah maupun dibudidayakan dengan pertanian seringkali mengalami stres akibat kondisi lingkungan (environmental stresses). Stres biasanya didefinisikan sebagai faktor luar yang tidak menguntungkan yang berpengaruh terhadap tanaman.

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga. Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi akan selalu dipengaruhi oleh faktor dalam maupun faktor luar dari tanaman itu sendiri. Faktor dalam dari taman itu adalah genetika dari tanaman tersebut yang terekspresikan melalui pertumbuhan sehingga diperoleh hasil, sedangkan faktor luarnya adalah faktor biotic maupun abiotik yang meliputi unsur – unsur yang menjadi pengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi alam, antara lain iklim, curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah, serta ada tidaknya hama dan penyakit. Oleh sebab itu, mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tentunya menjadi sangat bermanfaat. Untuk dapat memanfaatkan unsur – unsur tersebut secara optimal maka perlu adanya perlakuan khusus pada tanaman tersebut, antara lain pengolahan tanah, pemilihan bibit atau varietas unggul, pengaturan kebutuhan benih pada petak, pengaturan jarak tanam, pengaturan pemupukan, pengaturan air irigasi, pengendalian hama dan penyakit, hingga akhirnya diperoleh hasil panen atau produksi pertanian.

2.2 RUMUSAN MASALAH
Mengetahui faktor internal apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.






BAB II
PERTUMBUHAN

2.1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Pertumbuhan berbeda dengan perkembangan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai pertambahan ukuran (volume, massa maupun jumlah) sel yangdapat dinyatakan dengan satuan (kuantitatif), bersifat permanen dan tidak dapat kembali(irreversibel). Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan menuju kedewasaan atau pun proses pematangan sel menjadi sel dewasa yang fungsional, tidak dapatdinyatakan dengan satuan (kualitatif) dan dapat kembali ke semula (reversibel).
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terdiri dari beberapa tahap, sebagai berikut :
a.        Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
b.      Tahap pembesaran sel, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air kedalam vakuola.
c.       Tahap diferensiasi, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentumenjadi bentuk khusus (terspesialisasi).

Pertumbuhan dan Perkembangan Awal
Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung potensi – potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu baru, seperti embrio, cadangan makanan dan bakal daun (bakal akar). Sebutir biji mengandung 1 embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan plumula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon memiliki lapisan pelindung yang kuat bernama testa. Testa berfungsi melindungi kotiledon serta mencegah kerusakan embrio dan masuknya bakteri/jamur kedalam biji. Testa memiliki sebuah lubang kecil yang disebut mikropil. Di dekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada saat biji terbentuk, airdidalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibatnya, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolismenya dan mulai mengalami dormansi (istirahat panjang). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi yang tidak kondusif (seperti suhu lingkungan yang ekstrim) karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup.




2.2 FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TANAMAN
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam terdiri dari gen dan hormone tumbuhan (fitohormon) yang memiliki peran masing-masing. Fitohormon tersebut ialah auksin, sitokinin, asam absisat, giberelin, etilen, asam traumalin, dan kalin.
Faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkambangan pada tanaman ialah cahaya, air, nutrisi, kelembapan, suhu, dan derajat keasaman (pH). Angin, gas, struktur dan tekstur tanah, bahan organic serta gulma, serangga dan mikroorganisme penyebab penyakit juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
a.       Hormon pada tumbuhan
Salah satu faktor internal adalah hormon. Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respons fisiologis.
Hormon tumbuhan atau lebih seringdisebut fitohormon merupakan senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan untuk dipindahkan ke bagian lain dan mampu menimbulkan suatu respon fisiologis meskipun konsentrasinya rendah. Respon padaorgan sasaran tidak perlu bersifat memacu karena proses seperti pertumbuhan atau pun diferensiasi terkadang malah terhambat oleh suatu hormon. Karena itulah dapat dikatakan bahwa setiap hormon mempengaruhi respon pada beberapa bagian tumbuhan dan respon tersebut bergantung pada spesies, bagian tumbuhan, fase tumbuh, interaksi antar hormon, serta beberapa faktor lingkungan(Salisbury, 1999). Permasalahan yang dihadapi dalam praktikum ini adalah bagaimana caranya mengetahui pengaruh kadar IAA terhadap jumlah akar dan panjang akar. Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui pengaruh kadar IAA terhadap jumlah dan panjang akar.
Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, danpada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respons fisiologis. Karena hormon harus disintesis oleh tumbuhan, makaion anorganik seperti K+ atau Ca2+, yang dapat juga menimbulkan respons penting, dikatakan bukan hormon. Zat pengatur tumbuh organikyang disintesis oleh ahli kimia organik (misalnya,2,4-D, sejenis auksin), atau yang disintesis organisme selain tumbuhan bukan termasuk hormon tumbuhan. Batasan tentang hormon tumbuhan juga ditambah, yakni sebagai zat yang dapat dipindahkan di dalam tubuh tumbuhan, namun tidak dijelaskan bagaimana atau sejauh mana pemindahan tersebut(Salisbury, 1999)
Hormon tumbuhan (disebut juga fitohormon) adalah zat kimia yang berperandalam proses pertumbuhan tumbuhan. Fitohormon mempengaruhi bentuk tumbuhan,pembentukan biji dan pembentukan organ-organ tumbuhan. Ada 7 macam hormon dalam tumbuhan, yaitu:
-          Asam Absisat (ABA)
Berperan dalam dormansi kuncup dangugurnya daun-daun (Salisbury, 1995).

-          Auksin (IAA)
Terdapat di meristem apikal dan berperan dalam pertumbuhan memanjang. Auksin menyebabkan terjadinya dominasi apikal(Salisbury, 1995).
Auksin merupakan fitohormon yangberperan penting pada proses pertumbuhan tunas. Disintesis di bagian meristem, seperti ujung tunas, membuat akusin dikenal sebagai hormon dominansi apikal. Walaupun disintesis di ujung tunas auksin juga diedarkan ke bagian-bagian lain tumbuhan yang letaknya di bagian bawah tunas. Hal ini berarti auksin terdapat pula pada akar suatu tanaman. Karena auksin berperan pada proses pertumbuhan sel maka dapat dikatakan bahwa auksin dapat pulaberperan pada proses pertumbuhan akar dimana akar terlihat memanjang. Namun, proses pemanjangan akar dan tunas membutuhkan konsentrasi auksin yangberbeda. Hal tersebut dikarenakan respon fisiologis pada akar berbeda dengan respon fisiologis pada ujung tunas. Karena itulah dilakukan percobaan untuk mengetahui seberapa besar kadar auksin ,terutama IAA,terhadap jumlah dan panjang akar tanaman.
Sementara IAA dikenal sebagi auksin utama pada tanaman, sejumlah substansi yang secara alami mirip auksin (analog) diubah menjadi IAA. Indolasetonitril (IAN), Asam Indolpiruvat (IPyA), dan Indolasetaldehid (IAAld) merupakan zat perantar dalam sintesis IAA dari asam amino prekursor triptofan. IAN merupakan hormon pertama yang diekstrak. Dari daun dan batang tumbuhan tingkat tinggi(Cruciperae) (Gardner, 1991).

IAA biasanya tidak dijumpai di alamdalam bentuk bebas; biasanya zat itubergabung dengan asam askorbat, gula, asamamino, dan senyawa organik lainnya (bentukterikat). Bentuk terikat ini siap diubah menjadiIAA bebas dengan hidrolisis menggunakanenzim (Gardner, 1991
-          Sitokinin
Berperan mempercepat pembelahan seldan memperkecil dominasi apikal (Salisbury,1995).
-          Etilen
Terdapat pada buah yang sudah tua. Berperan dalam pemasakan buah (Salisbury,1995). Etilen merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawaini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan merangsang penuaan.Tanaman sering meningkatkan produksi etilen sebagai respon terhadap stress dansebelum mati. Konsentrasi etilen fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapanwaktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkanbatang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasiakar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
-          Giberelin
Giberilin di temukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926. Giberilin merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis jamur yang hidup sebagai parasit pada padi di Jepang, yaitu jamur Gibberella fujikkuroi. Tanaman padi yang terserang oleh jamur tersebut mengalami pertumbuhan yang abnormal.
Giberelin merupakan hormon tumbuh pada tanaman yang bersifat sintesis dan berperan mempercepat perkecambahan. Penggunaan giberelin untuk mempercepat perkecambahan telah banyak dilakukan.Penelitian Murniati dan Zuhri (2002) mengungkapkan bahwa giberelin mampu mempercepat perkecambahan biji kopi. Giberelin dapat mempercepat pembentukan plb pada anggrek bulan (Bey dkk, 2005). Giberelin merupakan senyawa organik yang berperan penting dalam proses perkecambahan, karena dapat mengaktifkan reaksi enzimatik di dalam benih (Wilkins, 1989). Giberelin juga terkandung di dalam bahan alami seperti air kelapa dalam jumlah yang sangat(Bey, 2006).

Fungsi gibberellin, yaitu:
1.       Merangsang pembelahan sel kambium.
2.       Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
3.       Merangsang pembentukan buah tanpa biji.
4.       Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa. (Dwidjoseputro, 1992: 197)

-          Kalin
Merupakan hormon pempengaruhi pembentukan organ. Kalin dapat dibedakan menjadi :
1.      Kaulokalin : merangsang prosespembentukan batang.
2.      Rizokalin : merangsang prosespembentukan akar.
3.      Filokalin : merangsang prosespembentukan daun
4.      Antokalin : merangsang prosespembentukan bunga (Salisbury, 1995).
-          Asam Traumalin
Pertama kali di pelajari oleh Haberland. Pada percobaan yang dia lakukan, jaringan tanaman dilukai kemudian di cuci bersih, ternyata bekas bidang luka tidak membentuk jaringan baru. Pada jaringan luka tersebut yang dibiarkan akan terbentuk jaringa baru di dekat luka tersebut.
Hormon yang berperan dalam memperbaiki bagian tubuh tumbuhan yang rusak (Salisbury, 1995). Bila tumbuhan terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam traumalat).
b.      Gen
Gen merupakan dasar faktor internal yang paling tidak bisa ditawar karene  setiap mahluk hidup tentu saja memiliki gen yang berbeda satu sama lain. Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA menyandi protein, polipeptida atau seuntaian DNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator (pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya. Tentu saja dalam DNA ini telah disandi sebagaimana rupa yang menentukan bentuk dan pewarisan sifa dari induknya.
Tanaman dengan hasil panen tinggi (high yielding) mengambil hara lebih banyak dibandingkan tanaman biasa. Tanaman demikian bersifat menguras hara. Jika ditanam pada tanah yang memiliki ketersediaan hara terbatas, maka hasil panen akan lebih rendah dibandingkan tanaman biasa.
Pada masa lampau dilakukan pemilihan varitas tanaman untuk berbagai tingkat kesuburan tanah yang berbeda. Sekarang hal tersebut tidak dikerjakan lagi, karena pada tanah yang  tidak subur dapat ditambahkan pupuk. Meski demikian tetap dilakukan upaya pemilihan tanaman misalnya: tahan terhadap pH rendah atau keracunan Al, atau terhadap kondisi garaman, atau tahan terhadap kekeringan.











BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan menuju kedewasaan atau pun proses pematangan sel menjadi sel dewasa yang fungsional, tidak dapatdinyatakan dengan satuan (kualitatif) dan dapat kembali ke semula (reversibel).
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan sebagai berikut :
a.       Gen
Gen merupakan dasar faktor internal yang paling tidak bisa ditawar karene  setiap mahluk hidup tentu saja memiliki gen yang berbeda satu sama lain. Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA menyandi protein, polipeptida atau seuntaian DNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya.
b.      Hormon
Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respons fisiologis.

3.2 Saran
Agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman berjalan dengan baik sehingga hasil produktifitas tanaman maka faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman perlu diperhatikan dengan baik.














DAFTAR PUSTAKA

http//FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP « Adelia Vistadea.htm (sugiharto)
Salisbury, F. B. dan Cleon. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 1. Terjemahandari Plant Physiologi 4th Edition oleh DiahR. Lukman dan Sumaryono. ITB: Bandung



No comments:

Post a Comment