Wednesday, 3 September 2014

LAPORAN AKHIR TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SEREALEA Pengaruh Pemberian Pupuk dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Gogo ( Oryza spp )

LAPORAN AKHIR
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SEREALEA
Pengaruh Pemberian Pupuk dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Gogo ( Oryza spp )



Disusun Oleh :

Refli Junaidi


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012





BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Didalam budidaya padi dibutuhkan pupuk untuk memberikan nutrisi
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalm tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor lingkungan yang baik (Sutedjo, 1987).
Pemupukan menggunakan NPK Sangat berpengaruh pada tanaman padi,dan pemupukan juga harus seimbang terhadap unsur hara lain yang dibutuhkan. Kekurangan suatu hara akan membatasi hasil optimal yang diharapkan, sedang pemberian pupuk yang berlebihan dapat menimbulkan kerugian bagi petani dan pengaruh negatif terhadap tanaman dan lingkungan hidup, dengan demikian dilakukan praktikum ini untuk mengetahui pengaruh dari perlakaun pupuk.

1.2.Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk melihat pengaruh dari berbagai perlakuan yang di lakukan terhadap tanaman padi, perlakuan-perlakuan itu meliputi pemberian pupuk Urea, TSP, dan KCl terhadap tanaman padi Gogo dengan dosis yang berbeda.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Padi Gogo ( Oryza spp )
Botani Tanaman
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Kerajaan:
Divisi:
(tidak termasuk)
(tidak termasuk)
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
O. sativa

Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae, termasuk ordo Poales dengan famili Graminae serta genus Oryza Linn dan dengan nama spesies Oryza sativa L.
Akar tanaman padi berfungsi untuk menyerap zat makan dan air, proses respirasi dan menopang tegaknya batang. Akar tanaman padi dapat digolongkan menjadi dua macam, yakni akar primer dan seminal. Akar primer yaitu akar yang tumbuh dari kecambah biji, sedangkan akar seminal berupa akar yang tumbuh didekat buku-buku. Kedua akar ini tidak banyak mengalami perubahan setelah tumbuh karena akar padi tidak mengalami pertumbuhan sekunder
(Sudirman dan Iwan,1999).
Batang padi bentuknya bulat, berongga dan beruas-ruas. Antar ruas dipisahkan oleh buku. Pada awal pertumbuhan , ruas-ruas sangat pendek dan bertumpuk rapat. Setelah memasuki stadium reproduktif, ruas-ruas memanjang dan berongga. Oleh karena itu, stadium reproduktif disebut juga stadium perpanjangan ruas. Ruas antar batang semakin kebawah semakin pendek. Pada buku paling bawah tumbuh tunas yang akan menjadi batang sekunder, selanjutnya batang sekunder akan menghasilkan batang tersier, dan seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan. Pembentukan anakan sangat dipengaruhi oleh unsur hara, sinar, jarak tanam dan teknik budidaya (Suparyono dan Setyono, 1996).
Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang-seling terdapat satu daun pada tiap buku. Menurut (Suharno, 2005) tiap daun terdiri atas:
1. Helaian daun yang menempel pada buku melalui pelepah daun.
2. Pelepah daun yang membungkus ruas diatasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan helaian daun ruas berikutnya.
3. Telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun.
4. Lidah daun (ligula) yaitu struktur segitiga tipis tepat di atas telinga daun.

Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8-10 buku yang menghasilkan cabang-cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang-cabang sekunder. Dari buku pangkal malai pada umumnya akan muncul hanya satu cabang primer, tetapi dalam keadaan tertentu buku tersebut dapat menghasilkan 2-3 cabang primer (Tobing, dkk, 1995).
Lemma yaitu bagian bunga floret yang berurat lima dan keras yang sebagian menutupi palea. Ia memiliki suatu ekor. Palea yaitu bagian floret yang berurat tiga yang keras dan sangat pas dengan lemma. Bunga terdiri dari 6 benang sari dan sebuah putik. Enam benang sari tersusun dari dua kelompok kepala sari yang tumbuh pada tangkai benang sari (Suharno, 2005).
Menurut (Sudarmo, 1991) ada tiga stadia umum proses pertumbuhan tanaman padi dari awal penyemaian hingga pemanenan :
1. Stadia vegetatif : dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Pada varietas padi yang berumur pendek (120 hari) stadia ini lamanya sekitar 55 hari, 5. Daun bendera adalah daun teratas dibawah malai sedangkan pada varietas padi berumur panjang (150 hari) lamanya sekitar 85 hari.
2. Stadia reproduktif : dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada varietas berumur pendek lamanya sekitar 35 hari dan pada varietas berumur panjang sekitar 35 hari juga.
3. Stadia pembentukan gabah atau biji : dari pembungaan sampai pemasakan biji. Lamanya stadia sekitar 30 hari, baik untuk varietas padi berumur pendek maupun berumur panjang.
Apabila ketiga stadia dirinci lagi, maka akan diperoleh sembilan stadia. Masing-masing stadia mempunyai ciri dan nama tersendiri. Stadia tersebut adalah:
1. Stadia 0 : dari perkecambahan sampai timbulnya daun pertama, biasanya memakan waktu sekitar 3 hari.
2. Stadia 1 : stadia bibit, stadia ini lepas dari terbentuknya daun pertama sampai terbentuk anakan pertama lamanya sekitar 3 minggu atau sampai pada umur 24 hari.
3. Stadia 2 : stadia anakan, ketika jumlah anakan semakin bertambah sampai batas maksimum lamanya sampai 2 minggu atau saat padi berumur 40 hari.
4. Stadia 3 : stadia perpanjangan batang, lamanya sekitar 10 hari yaitu sampai terbentuknya bulir saat padi berumur 52 hari.
5. Stadia 4 : stadia saat mulai terbentuknya bulir, lamanya sekitar 10 hari atau sampai padi berumur 62 hari.
6. Stadia 5 : perkembangan bulir, lamanya sekitar 2 minggu saat padi sampai berumur 72 hari. Bulir tumbuh sempurna sampai terbentuknya biji.
7. Stadia 6 : pembungaan, lamanya 10 hari saat mulai muncul bunga, polinasi, dan fertilisasi.
8. Stadia 7 : stadia biji berisi cairan menyerupai susu, bulir kelihatan berwarna hijau, lamanya sekitar 2 minggu yaitu padi berumur 94 hari.
9. Stadia 8 : ketika biji yang lembek mulai mengeras dan berwarna kuning, sehingga seluruh pertanaman kelihatan kekuning-kuningan. Lama stadia ini sekitar 2 minggu, saat tanaman berumur 102 hari.
10. Stadia 9 : stadia pemasakan biji. Biji berukuran sempurna, keras dan berwarna kuning, bulir mulai merunduk, lama stadia ini sekitar 2 minggu sampai padi berumur 116 hari.

2.2. Pemupukan N, P, K
Unsur Hara N, P, dan K pada Tanaman Padi

Ketiga unsur ini mempunyai peran yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, dimana ketiga unsur ini saling berinteraksi satu sama lain dalam menunjang pertumbuhan tanaman, unsur nitrogen dapat diperoleh dari pupuk Urea dan ZA. unsur P dari pupuk TSP/SP-36, sedangkan K dalam KCI dan ZK.

1. Peranan Nitrogen
Unsur N adalah merupakan unsur yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman. Peran utama unsur ini adalah :
- Merangsang pertumbuhan vegetatif (batang dan daun).
- Meningkatkan jumlah anakan
- Meningkatkan jumlah bulir/ rumpun

Kurang unsur N menyebabkan:
a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya
d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas
f. Sistem perakaran terbatas

Kelebihan unsur N menyebabkan tanaman:
- Pertumbuhan vegetatif memanjang (lambat panen)
- Mudah rebah
- Menurunkan kualitas bulir.
- Respon terhadap serangan hama/ penyakit.



2. Peranan Posfor
Secara detail fungsi posfor dalam pertumbuhan tanaman sukar di utarakan namundemikian fungsi-fungsi utama posfor dalam pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut :
- Memacu terbentuknya bunga, bulir pada malai
- Menurunkan aborsitas
- Perkembangan akar halus dan akar rambut
- Memperkuat jerami sehingga tidak mudah rebah
- Memperbaiki kualitas gabah

Kekurangan posfor menyebabkan tanaman
a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang
d. Jumlah anakan sedikit
e. Daun meruncing berwarna hijau gelap

3. Peranan Kalium
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peranan utama kalium dalam tanaman ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah menyebabkan:
- Ketegaran tanaman terjamin
- Merangsang pertumbuhan akar
- Tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit
- Memperbaiki kualitas bulir
- Dapat mengurangi pengaruh kematangan yang dipercepat oleh posfor
- Mampu mengatasi kekurangan air pada tingkat tertentu
Kekurangan Kalium menyebabkan :
Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda.
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.
Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Daun
Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan daun-daun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air

b. Batang
Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus. Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah rebah
c. Akar
Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala pembusukan akar.

d. Bulir dan Malai
Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah.

Kelebihan kalium dapat menyebabkan :
- daun cepat menua sebagai akibat kadar magnesium daun dapat menurun,
- kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktifitas fotosintesa terganggu










BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
            Waktu pelaksanaa praktikum sereale dimulai dari September sampai Januari, pada jam 08:00-10:00, dan bertempat di UPT Fakultas Pertanian Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan:
- Benih Padi Gogo
- Pupuk TSP, Urea dan KCl
Alat :
-Cangkul                    
-Parang
-Ember
- Ajir
3.3. Metode prktikum
            System Tanam Padi Gogo :
·         Ditugal Kedalaman 2-3 cm
·         Jarak Tanam 20 X 25 cm
·         Lebar Plot 2 X 3 Meter
·         Jarak Antar Plot 50 cm


Pupuk yang digunakan :
·         Urea
·         TSP
·         KCl

Perlakuan Padi Gogo :
·         A 0 = Tanpa Pupuk Urea, TSP, KCl
·         A 1 = Urea 90 g, TSP 60 g, K   Cl 30 g / 6m2 ( Semua pupuk diberikan pada minggu I)
·         A 2 = Urea 90 g, TSP 60 g, KCl 30 g / 6m2 ( 2 kali pemupukan Urea diberikan pada minggu I dan IV )
·         A 3 = Urea 90 g, TSP 60 g, KCl 30 g / 6m2 ( 3 kali pemupukan Urea diberikan pada minggu I, IV dan VII )
Keterangan : 3 kali pemupukan Urea = Dosis Urea 90 g / 3 =30 g diberikan pada minggu I, III, dan VI

3.4. Pelaksanaan Praktikum
            Pelaksanaan praktikum dimulai dari pembersihan lahan, pembuatan plot dengan ukuran lebar 2X3 meter, penanaman benih dengan system tugal sedalam 2 sampai 3 cm dan tiap lubang terdiri dari 2 benih, pemupukan dengan pupuk Urea, TSP dan Kcl kemudian pengamatan, persentase tumbuh,jumlah daun dan tinggi tanaman sampai panen,
3.5. Pengamatan Parameter
3.5.1. Pertambahan  Tinggi Tanaman
            Penghitungan tinggi tanaman dilakukan 2 minggu setelah benih ditanam. Diukur menggunakan penggaris dengan cara mengukur tinggi dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi, pengukuran tinggi daun dilakukan seperti ini dikarenakan padi merupakan tanaman monokotil.
3.5.2. Jumlah Anakan
            Penghitungan jumlah anakan dilakukan 2 minggu setelah benih ditanam. Anakan akan muncul dari pangkal batang, dihitung untuk mengetahui presentasenya.
3.5.3. Presentase Tumbuh
            Pada penghitungan presentase tumbuh, dihitung jumlah tanaman yang tumbuh dan jumlah tanaman yang mati, jumlah tanaman yang tumbuh di kalikan dengan jumlah total tanaman kemudian di bagi dengan 100 %.



No comments:

Post a Comment