LAPORAN AKHIR
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SEREALEA
Pengaruh Pemberian Pupuk dengan Dosis yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Padi Gogo ( Oryza spp
)
Disusun
Oleh :
Refli Junaidi
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil
yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan
subur. Didalam budidaya padi dibutuhkan pupuk untuk memberikan nutrisi
yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pupuk adalah bahan yang
diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan
unsur hara dari dalm tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman
dalam keadaan faktor lingkungan yang baik (Sutedjo, 1987).
Pemupukan menggunakan NPK Sangat berpengaruh pada
tanaman padi,dan pemupukan juga harus seimbang terhadap unsur hara lain yang
dibutuhkan. Kekurangan suatu hara akan membatasi hasil optimal yang diharapkan,
sedang pemberian pupuk yang berlebihan dapat menimbulkan kerugian bagi petani
dan pengaruh negatif terhadap tanaman dan lingkungan hidup, dengan demikian
dilakukan praktikum ini untuk mengetahui pengaruh dari perlakaun pupuk.
1.2.Tujuan
Tujuan
dilakukan praktikum ini adalah untuk melihat pengaruh dari berbagai perlakuan
yang di lakukan terhadap tanaman padi, perlakuan-perlakuan itu meliputi
pemberian pupuk Urea, TSP,
dan KCl
terhadap tanaman padi
Gogo
dengan dosis yang berbeda.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Tanaman Padi Gogo ( Oryza spp )
Botani Tanaman
Padi
(bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman
budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman
budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga
(genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga
berasal dari India
atau Indocina
dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia
sekitar 1500 SM.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia,
setelah jagung
dan gandum.
Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk
dunia.
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
(tidak termasuk)
|
|
(tidak termasuk)
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
O. sativa
|
Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika
tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan
subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae,
termasuk ordo Poales dengan famili Graminae serta genus Oryza Linn
dan dengan nama spesies Oryza sativa L.
Akar tanaman padi berfungsi untuk menyerap zat makan dan air, proses
respirasi dan menopang tegaknya batang. Akar tanaman padi dapat digolongkan
menjadi dua macam, yakni akar primer dan seminal. Akar primer yaitu akar yang
tumbuh dari kecambah biji, sedangkan akar seminal berupa akar yang tumbuh
didekat buku-buku. Kedua akar ini tidak banyak mengalami perubahan setelah
tumbuh karena akar padi tidak mengalami pertumbuhan sekunder
(Sudirman
dan Iwan,1999).
Batang padi bentuknya bulat, berongga dan beruas-ruas. Antar ruas
dipisahkan oleh buku. Pada awal pertumbuhan , ruas-ruas sangat pendek dan
bertumpuk rapat. Setelah memasuki stadium reproduktif, ruas-ruas memanjang dan
berongga. Oleh karena itu, stadium reproduktif disebut juga stadium
perpanjangan ruas. Ruas antar batang semakin kebawah semakin pendek. Pada buku
paling bawah tumbuh tunas yang akan menjadi batang sekunder, selanjutnya batang
sekunder akan menghasilkan batang tersier, dan seterusnya. Peristiwa ini
disebut pertunasan. Pembentukan anakan sangat dipengaruhi oleh unsur hara,
sinar, jarak tanam dan teknik budidaya (Suparyono dan Setyono, 1996).
Daun
tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang-seling terdapat
satu daun pada tiap buku. Menurut (Suharno, 2005) tiap daun terdiri atas:
1.
Helaian daun yang menempel pada buku melalui pelepah daun.
2. Pelepah daun yang membungkus ruas
diatasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan helaian daun ruas berikutnya.
3.
Telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun.
4.
Lidah daun (ligula) yaitu struktur segitiga tipis tepat di atas telinga daun.
Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8-10
buku yang menghasilkan cabang-cabang primer selanjutnya menghasilkan
cabang-cabang sekunder. Dari buku pangkal malai pada umumnya akan muncul hanya
satu cabang primer, tetapi dalam keadaan tertentu buku tersebut dapat
menghasilkan 2-3 cabang primer (Tobing, dkk, 1995).
Lemma yaitu bagian bunga floret yang berurat lima dan keras yang
sebagian menutupi palea. Ia memiliki suatu ekor. Palea yaitu bagian floret yang
berurat tiga yang keras dan sangat pas dengan lemma. Bunga terdiri dari 6
benang sari dan sebuah putik. Enam benang sari tersusun dari dua kelompok
kepala sari yang tumbuh pada tangkai benang sari (Suharno, 2005).
Menurut (Sudarmo, 1991) ada tiga stadia umum proses pertumbuhan
tanaman padi dari awal penyemaian hingga pemanenan :
1.
Stadia vegetatif : dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Pada varietas
padi yang berumur pendek (120 hari) stadia ini lamanya sekitar 55 hari, 5. Daun
bendera adalah daun teratas dibawah malai sedangkan pada varietas padi berumur
panjang (150 hari) lamanya sekitar 85 hari.
2.
Stadia reproduktif : dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada varietas
berumur pendek lamanya sekitar 35 hari dan pada varietas berumur panjang
sekitar 35 hari juga.
3. Stadia pembentukan gabah atau
biji : dari pembungaan sampai pemasakan biji. Lamanya stadia sekitar 30 hari,
baik untuk varietas padi berumur pendek maupun berumur panjang.
Apabila ketiga stadia dirinci lagi, maka akan diperoleh sembilan
stadia. Masing-masing stadia mempunyai ciri dan nama tersendiri. Stadia tersebut
adalah:
1. Stadia 0 : dari perkecambahan
sampai timbulnya daun pertama, biasanya memakan waktu sekitar 3 hari.
2. Stadia 1 : stadia bibit, stadia
ini lepas dari terbentuknya daun pertama sampai terbentuk anakan pertama
lamanya sekitar 3 minggu atau sampai pada umur 24 hari.
3. Stadia 2 : stadia anakan, ketika
jumlah anakan semakin bertambah sampai batas maksimum lamanya sampai 2 minggu
atau saat padi berumur 40 hari.
4. Stadia 3 : stadia perpanjangan
batang, lamanya sekitar 10 hari yaitu sampai terbentuknya bulir saat padi
berumur 52 hari.
5. Stadia 4 : stadia saat mulai
terbentuknya bulir, lamanya sekitar 10 hari atau sampai padi berumur 62 hari.
6. Stadia 5 : perkembangan bulir,
lamanya sekitar 2 minggu saat padi sampai berumur 72 hari. Bulir tumbuh
sempurna sampai terbentuknya biji.
7.
Stadia 6 : pembungaan, lamanya 10 hari saat mulai muncul bunga, polinasi, dan
fertilisasi.
8. Stadia 7 : stadia biji berisi
cairan menyerupai susu, bulir kelihatan berwarna hijau, lamanya sekitar 2
minggu yaitu padi berumur 94 hari.
9. Stadia 8 : ketika biji yang
lembek mulai mengeras dan berwarna kuning, sehingga seluruh pertanaman
kelihatan kekuning-kuningan. Lama stadia ini sekitar 2 minggu, saat tanaman
berumur 102 hari.
10. Stadia 9 : stadia pemasakan biji. Biji
berukuran sempurna, keras dan berwarna kuning, bulir mulai merunduk, lama
stadia ini sekitar 2 minggu sampai padi berumur 116 hari.
2.2. Pemupukan N, P, K
Unsur Hara N, P, dan K
pada Tanaman Padi
Ketiga unsur ini mempunyai peran yang sangat penting
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, dimana ketiga unsur ini saling
berinteraksi satu sama lain dalam menunjang pertumbuhan tanaman, unsur nitrogen
dapat diperoleh dari pupuk Urea dan ZA. unsur P dari pupuk TSP/SP-36, sedangkan
K dalam KCI dan ZK.
1. Peranan Nitrogen
Unsur N adalah merupakan unsur yang cepat kelihatan
pengaruhnya terhadap tanaman. Peran utama unsur ini adalah :
- Merangsang
pertumbuhan vegetatif (batang dan daun).
- Meningkatkan
jumlah anakan
- Meningkatkan
jumlah bulir/ rumpun
Kurang unsur N
menyebabkan:
a.
Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai
dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning
lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan
daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan
berwarna merah kecoklatan.
b.
Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c.
Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum
waktunya
d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
e.
Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian
bawah terus ke bagian atas
f.
Sistem perakaran terbatas
Kelebihan
unsur N menyebabkan tanaman:
-
Pertumbuhan vegetatif memanjang (lambat panen)
-
Mudah rebah
-
Menurunkan kualitas bulir.
-
Respon terhadap serangan hama/ penyakit.
2. Peranan
Posfor
Secara detail fungsi posfor dalam pertumbuhan
tanaman sukar di utarakan namundemikian fungsi-fungsi utama posfor dalam
pertumbuhan tanaman adalah sebagai
berikut :
-
Memacu terbentuknya bunga, bulir pada malai
-
Menurunkan aborsitas
-
Perkembangan akar halus dan akar rambut
-
Memperkuat jerami sehingga tidak mudah rebah
-
Memperbaiki kualitas gabah
Kekurangan
posfor menyebabkan tanaman
a.
Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
b.
Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering
pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi
daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah
menjadi kuning.
c.
Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil,
nampak jelek dan lekas matang
d. Jumlah anakan sedikit
e.
Daun meruncing berwarna hijau gelap
3. Peranan
Kalium
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang
esensial bagi tanaman. Peranan utama kalium dalam tanaman ialah sebagai
aktivator berbagai enzim. Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah
menyebabkan:
- Ketegaran
tanaman terjamin
- Merangsang
pertumbuhan akar
- Tanaman lebih tahan
terhadap hama dan penyakit
- Memperbaiki kualitas bulir
- Dapat mengurangi pengaruh kematangan yang dipercepat oleh posfor
- Mampu mengatasi kekurangan air pada tingkat tertentu
- Memperbaiki kualitas bulir
- Dapat mengurangi pengaruh kematangan yang dipercepat oleh posfor
- Mampu mengatasi kekurangan air pada tingkat tertentu
Kekurangan
Kalium menyebabkan :
Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit
diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih
muda.
a.
Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan
menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak
merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti
ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak
bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh
sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
b.
Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
d.
Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e.
Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya
demikian rendah.
Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur
Kalium dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Daun
Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan
berwarna hijau gelap dengan banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang
menyerupai karat. Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun
yang sudah tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic),
berwarna coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di
tengah hari akan terkulai dan daun-daun muda menggulung ke arah atas dan
memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air
b.
Batang
Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan
tumbuh pendek dan kurus. Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan
Kalium lebih mudah rebah
c.
Akar
Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung
akar akan tumbuh kurus dan pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan
hitam. Akar-akar cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan
gejala pembusukan akar.
d.
Bulir dan Malai
Pertumbuhannya
akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan buah yang tinggi. Sedang
jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya akan rendah, bulir-bulir padi
akan berukuran kecil dan tidak teratur bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir
akan berkurang, persentase bulir-bulir yang tidak berkembang dan tidak dewasa
bertambah.
Kelebihan
kalium dapat menyebabkan :
- daun cepat
menua sebagai akibat kadar magnesium daun dapat menurun,
- kadang-kadang menjadi
tingkat terendah sehingga aktifitas fotosintesa terganggu
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu
pelaksanaa praktikum sereale dimulai dari September sampai Januari, pada jam
08:00-10:00, dan bertempat di UPT Fakultas Pertanian Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan:
- Benih Padi Gogo
- Pupuk TSP, Urea dan KCl
Alat :
-Cangkul
-Parang
-Ember
- Ajir
3.3. Metode prktikum
System
Tanam Padi Gogo :
·
Ditugal
Kedalaman 2-3 cm
·
Jarak
Tanam 20 X 25 cm
·
Lebar
Plot 2 X 3 Meter
·
Jarak
Antar Plot 50 cm
Pupuk yang digunakan :
·
Urea
·
TSP
·
KCl
Perlakuan Padi Gogo :
·
A
0 = Tanpa Pupuk Urea, TSP, KCl
·
A
1 = Urea 90 g, TSP 60 g, K Cl 30 g / 6m2
( Semua pupuk diberikan pada minggu I)
·
A
2 = Urea 90 g, TSP 60 g, KCl 30 g / 6m2 ( 2 kali pemupukan Urea
diberikan pada minggu I dan IV )
·
A
3 = Urea 90 g, TSP 60 g, KCl 30 g / 6m2 ( 3 kali pemupukan Urea
diberikan pada minggu I, IV dan VII )
Keterangan : 3 kali pemupukan Urea = Dosis Urea 90 g /
3 =30 g diberikan pada minggu I, III, dan VI
3.4. Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan
praktikum dimulai dari pembersihan lahan, pembuatan plot dengan ukuran lebar
2X3 meter, penanaman benih dengan system tugal sedalam 2 sampai 3 cm dan tiap
lubang terdiri dari 2 benih, pemupukan dengan pupuk Urea, TSP dan Kcl kemudian
pengamatan, persentase tumbuh,jumlah daun dan tinggi tanaman sampai panen,
3.5. Pengamatan Parameter
3.5.1. Pertambahan
Tinggi Tanaman
Penghitungan
tinggi tanaman dilakukan 2 minggu setelah benih ditanam. Diukur menggunakan
penggaris dengan cara mengukur tinggi dari pangkal batang sampai ujung daun
tertinggi, pengukuran tinggi daun dilakukan seperti ini dikarenakan padi
merupakan tanaman monokotil.
3.5.2. Jumlah Anakan
Penghitungan
jumlah anakan dilakukan 2 minggu setelah benih ditanam. Anakan akan muncul dari
pangkal batang, dihitung untuk mengetahui presentasenya.
3.5.3. Presentase Tumbuh
Pada
penghitungan presentase tumbuh, dihitung jumlah tanaman yang tumbuh dan jumlah
tanaman yang mati, jumlah tanaman yang tumbuh di kalikan dengan jumlah total
tanaman kemudian di bagi dengan 100 %.
No comments:
Post a Comment