Tuesday, 2 September 2014

Tanah Inseptisol

Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai
horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.
Ø  Pembentukan Tanah
Beberapa factor yang mempengaruhi pembentukan Inceptisol adalah:
1. Bahan induk yang sangat resisten.
2. Posisi dalam landscape yang ekstrim yaitu daerah curam atau lembah.
3. Permukaan geomorfologi yang muda, sehingga pembentukan tanah belum lanjut.
Tidak ada proses pedogenik yang dominan kecuali leaching, meskipun mungkin semua proses pedogenetik adalah aktif. Di lembah-lembah yang selalu tergenang air terjadi proses gleisasi sehingga terbentuk tanah dengan khroma rendah.
Di tempat dengan bahan induk resisten, proses pembentukan liat terhambat. Bahan induk pasir kuarsa memungkinkan pembentukan hodison spodik melalui proses podsolisasi.
Ø  Karakteristik/Sifat Tanah
Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat – sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut – turut dalam musim – musim kemarau, satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan manahan kation fraksi lempung ke dalam tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dan Kpk dalam tanah inceptisol sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat terbentuk hampir di semua tempat kecuali  daerah kering mulai dari kutup sampai tropika. (Darmawijaya, 1990)
Ø  PengelolaanTanah
Potensi
Pada dasarnya tanah ini dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian, yaitu melalui teras siring atau dengan budidaya tanaman tahunan yang lebih kuat dalam mengikat tanah. Tanaman pertanian dapat disisipkan dalam sela-sela tanaman tahunan. Potensi lain adalah dengan memanfaatkan lahan ini untuk usaha penghijauan.
Permasalahan
Karena tanah alfisols termasuk tanah yang masih muda dan perkembangan tanah belum lama, sehingga kandungan bahan organik dan unsur hara dalam tanah kurang tersedia, maka solumnya dangkal (10-15 cm) dari permukaan dan di bawahnya merupakan lapisan batuan. Rendahnya kedalaman solum menyebabkan perkembangan akar terhambat sehingga tanaman kurang baik pertumbuhannya.
Topografi daerah yang miring menyebabkan rawan terhadap erosi dan tanah aluvial ini kemampuan untuk mengikat air cukup rendah, sehingga saat kemarau terlihat kering atau tandus.
Perbaikan
Dalam mengatasi erosi dilakukan dengan penanaman tanaman tahunan atau tanaman hutan (agroforestri). Juga dapat dilakukan dengan pembuatan teras siring atau usaha konservasi lain sehingga bahaya erosi dapat ditekan. Dengan penambahan sisa organik dapat meningkatkan kelengasan tanah karena sisa organik yang terdekomposisi menjadi bahan organik mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi dan dapat menahan laju erosi tanah karena air terserap oleh bahan organik. Penambahan sisa organik juga dapat mempercepat pelapukan bahan mineral dalam komplek atau komplek pertukaran karena penambahan bahan organik sepereti pemberian pupuk kandang atau pupuk hijau dapat menambah keanekaragaman mikroorganisme Sistem PPT mengklasifikasikan tanah ini dalam golongan tanah tanpa perkembangan profil, dan masuk dalam kumpulan tanah horison C-organik. Karena mempunyai litik atau faktor pembatas batuan, maka masuk dalam jenis tanah Lithosol. Lithosol ini merupakan Lithosol yang lain sehingga masuk dalam macam tanah Lithosol eutrik.

No comments:

Post a Comment