Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda,
tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata
Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai
horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.
horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.
Ø Pembentukan Tanah
Beberapa
factor yang mempengaruhi pembentukan Inceptisol adalah:
1. Bahan induk yang sangat resisten.
1. Bahan induk yang sangat resisten.
2.
Posisi dalam landscape yang ekstrim yaitu daerah curam atau lembah.
3. Permukaan geomorfologi yang muda, sehingga pembentukan tanah belum lanjut.
3. Permukaan geomorfologi yang muda, sehingga pembentukan tanah belum lanjut.
Tidak ada proses pedogenik yang dominan kecuali leaching,
meskipun mungkin semua proses pedogenetik adalah aktif. Di lembah-lembah yang
selalu tergenang air terjadi proses gleisasi sehingga terbentuk tanah dengan
khroma rendah.
Di
tempat dengan bahan induk resisten, proses pembentukan liat terhambat. Bahan
induk pasir kuarsa memungkinkan pembentukan hodison spodik melalui proses
podsolisasi.
Ø
Karakteristik/Sifat
Tanah
Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat –
sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3
bulan berturut – turut dalam musim – musim kemarau, satu atau lebih horison
pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf,
tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan
kemampuan manahan kation fraksi lempung ke dalam tanah tidak dapat di ukur.
Kisaran kadar C organik dan Kpk dalam tanah inceptisol sangat lebar dan
demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat terbentuk hampir di semua tempat
kecuali daerah kering mulai dari kutup sampai tropika. (Darmawijaya,
1990)
Ø
PengelolaanTanah
Potensi
Pada
dasarnya tanah ini dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian, yaitu melalui
teras siring atau dengan budidaya tanaman tahunan yang lebih kuat dalam
mengikat tanah. Tanaman pertanian dapat disisipkan dalam sela-sela tanaman
tahunan. Potensi lain adalah dengan memanfaatkan lahan ini untuk usaha
penghijauan.
Permasalahan
Karena
tanah alfisols termasuk tanah yang masih muda dan perkembangan tanah belum
lama, sehingga kandungan bahan organik dan unsur hara dalam tanah kurang
tersedia, maka solumnya dangkal (10-15 cm) dari permukaan dan di bawahnya
merupakan lapisan batuan. Rendahnya kedalaman solum menyebabkan perkembangan
akar terhambat sehingga tanaman kurang baik pertumbuhannya.
Topografi
daerah yang miring menyebabkan rawan terhadap erosi dan tanah aluvial ini
kemampuan untuk mengikat air cukup rendah, sehingga saat kemarau terlihat
kering atau tandus.
Perbaikan
Dalam mengatasi erosi dilakukan dengan penanaman tanaman
tahunan atau tanaman hutan (agroforestri). Juga dapat dilakukan dengan
pembuatan teras siring atau usaha konservasi lain sehingga bahaya erosi dapat
ditekan. Dengan penambahan sisa organik dapat meningkatkan kelengasan tanah
karena sisa organik yang terdekomposisi menjadi bahan organik mempunyai
kemampuan menyerap air yang tinggi dan dapat menahan laju erosi tanah karena
air terserap oleh bahan organik. Penambahan sisa organik juga dapat mempercepat
pelapukan bahan mineral dalam komplek atau komplek pertukaran karena penambahan
bahan organik sepereti pemberian pupuk kandang atau pupuk hijau dapat menambah
keanekaragaman mikroorganisme Sistem PPT mengklasifikasikan tanah ini dalam
golongan tanah tanpa perkembangan profil, dan masuk dalam kumpulan tanah
horison C-organik. Karena mempunyai litik atau faktor pembatas batuan, maka
masuk dalam jenis tanah Lithosol. Lithosol ini merupakan Lithosol yang lain
sehingga masuk dalam macam tanah Lithosol eutrik.
No comments:
Post a Comment